Ukuran
jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan. Jantung adalah satu otot
tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga
dada, dan di balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan
sedikit ke arah kiri. Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru,
namun tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada
diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat pada jantung, sedangkan lapisan
luarnya lebih longgar dan berair, hal ini untuk menghindari gesekan antar organ
dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa secara konstan oleh jantung
Secara
internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi empat ruang yaitu
Ventrikel (bilik kanan dan kiri) dan Atrium (Serambi kanan dan kiri). Dinding
serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik. Selanjutnya bilik kiri dan
pembuluh darah besar atau aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang
memiliki pembuluh darah. Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur
dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan
memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi
mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan
berkontraksi secara bersamaan.
Penyakit
Jantung dan Pembuluh Darah
Berbagai
jenis penyakit jantung dan pembuluh darah yang telah menjadi penyebab kematian
tertinggi di dunia. Beberapa jenis penyakit tersebut, seperti; penyakit jantung
koroner, penyakit tekanan darah tinggi (Hipertensi), Hipertensi Jantung
(Hipertention Heart Disease), Ventrikel fibrillation, Stroke, dan banyak lagi
jenis penyakit degeneratif jantung lainnya.
Umumnya
penyakit-penyakit tersebut, disebabkan karena hiperlipidemia (kelebihan lemak
darah), hiperkolesterolemia (Kelebihan kolesterol darah) yang bersifat kronis,
serta lama-kelamaan akan membentuk deposit didalam dinding pembuluh darah, dan
akhirnya menyebabkan kekakuan pembuluh darah tersebut, bahkan dapat terjadi
penymbatan pembuluh darah, sehingga berakibat tekanan pada pembuluh darah
meninggi yang disebut hipertensi.
Manfaat
Berpuasa Bagi Kesehatan Jantung
Bagi
penyakit kardivaskuler, tidak ada penanggulangan yang lebih baik selain
mencegahnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki gaya hidup sehat,
melaksanakan pola makanan yang sehat (memperbanyak makan makanan berserat dan
bersayur, serta tidak makan berlebihan makanan yang mengandung lemak dan
kolesterol tinggi), serta dilanjutkan dengan olah raga atau aktivitas yang
teratur.
Berpuasa
akan melatih seseorang, untuk hidup teratur, serta mencegah kelebihan makan.
Menurut penelitian, puasa dapat menyehatkan tubuh, sebab makanan berkaitan erat
dengan proses metabolisme tubuh. Saat berpuasa ternyata terjadi peningkatan HDL
and apoprotein alfa1, dan penurunan LDL ternyata sangat bermanfaat bagi
kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa penelitian menunjukkan saat
puasa ramadan berpengaruh terhadap ritme penurunan distribusi sirkadian dari suhu
tubuh, hormon kortisol, melatonin dan glisemia. Berbagai perubahan yang
meskipun ringan tersebut tampaknya juga berperanan bagi peningkatan kesehatan
manusia.
Keadaan
psikologis yang tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa
ternyata dapat menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi peningkatan jumlah
adrenalin sebesar 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot
empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pebuluh darah koroner,
meningkatkan tekanan darah rterial dan menambah volume darah ke jantung dan
jumlah detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak
protein berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan
resiko penyakit pembuluh darah, jantung dan otak seperti jantung koroner,
stroke dan lainnya.
Puasa
bisa menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah.
Itulah sebabnya, puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita
penyakit diabetes, kolesterol tinggi, kegemukan dan darah tinggi. Dalam kondisi
tertentu, seorang pasien bahkan dibolehkan berpuasa, kecuali mereka yang
menderita sakit diabetes yang sudah parah, jantung koroner dan batu ginjal.
Puasa dapat menjaga perut yang penuh disebabkan banyak makan adalah penyebab
utama kepada bermacam-macam penyakit khususnya obesitas, hiperkolesterol,
diabetes dan penyakit yang diakibatkan kelebihan nutrisi lainnya.
Penghentian
konsumsi air selama puasa sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam
ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin hingga mencapai 1000 sampai
12.000 ml osmosis/kg air. Dalam keadaan tertentu hal ini akan member
perlindungan terhadap fungsi ginjal. Kekurangan air dalam puasa ternyata dapat
meminimalkan volume air dalam darah. Kondisi ini berakibat memacu kinerja
mekanisme local pengatur pembuluh darah dan menambah prostaglandin yang pada
akhirnya memacu fungsi dan kerja sel darah merah.
Dalam
keadaan puasa ternyata dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penelitian
menunjukkan saat puasa terjadi pengkatan limfosit hingga sepuluh kali lipat.
Kendati keseluruhan sel darah putih tidak berubah ternyata sel T mengalani
kenaikkan pesat. Perubahan aksidental lipoprotein yang berkepadatan rendah
(LDL), tanpa diikuti penambahan HDL. LDL merupakan model lipoprotein yang
meberika pengaruh stumulatif bagi respon imunitas tubuh.
Pada
pelitian terbaru menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar apobetta, menaikkan
kadar apoalfa1 dibandingkan sebelum puasa. Kondisi tersebut dapat menjauhkan
seragan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Penelitian
endokrinologi menunjukkan bahwa pola makan saat puasa yang bersifat rotatif
menjadi beban dalam asimilasi makanan di dalam tubuh. Keadaan ini mengakibatkan
pengeluaran hormon sistem pencernaan dan insulin dalam jumlah besar. Penurunan
berbagai hormon tersebut merupakan salah satu rahasia hidup jangka panjang.
Sebuah
tulisan penelitian yang dilakukan Dr. Ratey, seorang psikiaters dari Harvard,
mengungkapkan bahwa pengaturan dan pembatasan asupan kalori akan meningkatkan
kinerja otak. Dr. Ratey melakukan penelitian terhadap mereka yang berpuasa dan
memantau otak mereka dengan alat yang disebut “functional Magnetic Resonance
Imaging” (fMRI). Hasil pemantauan itu menyimpulkan bahwa setiap individu obyek
menunjukkan aktivitas “motor cortex” yang meningkat secara konsisten dan
signifikan.
Ilmuwan
di bidang neurologi yang bernama Mark Mattson, Ph.D., seorang kepala
laboratorium neuroscience di NIH’s National Institute on Aging. Dalam hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa diet yang tepat seperti berpuasa, secara
signifikan bisa melindungi otak dari penyakit de-generatif seperti Alzheimer
atau Parkinson. Hasil penelitiannya menunjukkan, bahwa diet dengan membatasi
masukan kalori 30% sampai 50% dari tingkat normal, berdampak pada menurunnya
denyut jantung dan tekanan darah, dan sekaligus peremajaan sel-sel otak.
Sumber
: Taruna Ikrar, MD., PhD
Specialist
and Scieintist
University
of California, School of Medicine, Irvine, USA