Totalitas Berkarya Bersama Dakwah

Majelis Taklim Al-Kahfi

Totalitas Berkarya Bersama Dakwah

Majelis Taklim Al-Kahfi

Totalitas Berkarya Bersama Dakwah

Majelis Taklim Al-Kahfi

Senin, 29 November 2010

Hidup dan Mati Mulia

Hidup bukan hanya mengejar dunia. Maka, bermujahadah dalam menggapai Kecintaan-Nya
 
Oleh: Shalih Hasyim*
 
Namanya William James Sidis. Saat  usia belum genap 2 tahun, Sidis sudah menjadikan New York Times sebagai teman sarapan paginya. Sidis sudah menulis beberapa buku sebelum berusia beranjak 8 tahun, Diantara bukunya  tentang anatomy dan astronomy. Diusia 11 tahun, ia diterima di Universitas Harvard sebagai murid termuda. Universitas Harvard terpesona dengan kejeniusannya saat ia memberikan ceramah tentang “Jasad Empat Dimensi” di depan para professor matematika. Hebatnya, Sidis mengerti 200 jenis bahasa di dunia dan bisa menerjamahkannya dengan amat cepat dan mudah. 

Keberhasilan William Sidis tak lain berkat keberhasilan sang Ayah, Boris Sidis yang juga seorang Psikolog handal berdarah Yahudi. Tapi, mendadak ia menghilang dan ditemukan lagi oleh wartawan dalam kondisi menggenaskan. Sidis meninggal diusia muda, 46 tahun. Sebelum meninggal, ia mengakui kehidupannya tidaklah bahagia. Popularitas dan kehebatannya pada bidang matematika justru membuatnya tersiksa.  
 
Dalam kehidupan sosial, Sidis juga mengaku hanya sedikit memiliki teman. Ia  juga sering diasingkan oleh rekan sekampus, tak  pernah memiliki seorang pacar ataupun istri. Bahkan Gelar sarjananya tidak pernah selesai, ditinggal begitu saja. Ia pergi dari rumah dan justru lebih memilih menjadi pemulung. Kejayaan masa kecilnya hanya diakui sebagai adalah proyeksi sang ayah. Ia menyadarinya bahwa hidupnya adalah hasil pemolaan orang lain.  
 
***
 
Pengalaman Sidis dan ayahnya, bisa jadi pelajaran berharga. Islam tak pernah menafikkan gemerlap dunia namun tak menjadikannya sebagai tujuan utama.
 
Dalam Islam, tujuan puncak seorang Muslim dalam segala bentuk pengabdian, pengorbanan, hidup dan kematiannya, adalah mencari ridho Allah SWT dan memasuki surga-Nya. Seorang Muslim ingin hidup dalam keadaan mulia (memiliki citra yang baik) dan meninggalpun juga dalam keadaan syahid (mengakhiri kehidupan dalam husnul khatimah). Berbeda dengan orang kafir di mana tujuan kehidupannya hanya untuk memenuhi syahwatul bathn (syahwat perut) dan syahwatul farj (syahwat kemaluan). Maka, ia mencari sesuatu yang membuat pemburunya kecewa.
 

“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya (Orang-orang kafir, karena amal-amal mereka tidak didasarkan atas iman, tidaklah mendapatkan balasan dari Tuhan di akhirat walaupun di dunia mereka mengira akan mendapatkan balasan atas amalan mereka itu.).” (QS. An Nur (24) : 39).
 
Jadi, program utama kehidupan orang yang jauh dari Allah SWT  hanya makan, minum dan kawin. Posisinya lebih rendah dari binatang. Sebab, manusia itu memiliki kelebihan dengan diberikannya akal dan kemampuan menjangkau metapisik (ghaib), tetapi melakukan perbuatan seperti makhluk yang tidak berakal
 
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka Makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka. (QS. Muhammad (47) : 12).
 
Efeknya, panca indranya mengalami disfungsi dalam berinteraksi dengan ayat-ayat-Nya
 
“Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al A’raf (7) : 179).
 
Kiat Jitu Meraih Ridho-Nya
 
Banyak orang memburu dunia, seolah-olah itu kehidupan paling kekal. Pagi bekerja sampe malam. Pulang hanya makan dan tidur, esoknya harus kembali bekerja. Bahkan ia jarang bertemu anak dan istri sendiri untuk sekedar bersapa atau ngobrol berlama-lama. Baginya, hidup hanya uang, uang dan uang.
 
Tak sedikit orangtua menginkan anak-anak mereka sebagaimana keinginan dia, sampai ia tak dimanusiakan lagi. Anak-anak mereka laksana robot dan mesin.
 
Pagi sekolah, sore sudah menunggu antri pelajaran les. Ada les Inggris, piano, lukis, sempoa dll. Bahkan hari libur pun, anak-anak mereka sudah menerima jadwal dari para orangtua mereka. Kehidupan anak-anak yang indah sudah hilang. Ia telah menjadi “robot” orangtuanya sendiri. Memang banyak kita saksikan anak-anak intelek dan cerdas hari ini. Tapi jarang kita temukan anak-anak yang “kecerdasan hati” dan “kelembutan budi”. Inilah yang kita saksikan hari ini.
 
Agar seorang Muslim tidak terjebak pada tujuan memburu kenikmatan sesaat, sebentar, sebagaimana yang diderita oleh kaum yang tidak beragama, tetapi menggunakan karunia-Nya secara maksimal untuk  mencapai kenikmatan yang bersifat permanen (akhirat), maka berikut adalah beberapa resepnya.
 
1. Selalu mendekat kepada-Nya dengan melakukan ibadah mahdhah secara istiqamah. Kecintaan itu akan diperoleh dengan diawali kedekatan, keeratan, keakraban hubungan. Witing trisno jalaran kulino (Bhs Jawa), (munculnya kecintaan itu karena sering bertatap muka)

“Dan apabila hamba-hamba-KU bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-KU, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) KU dan hendaklah mereka beriman kepada-KU, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah (2) : 185).

“Allah lebih berbahagia dengan taubat (kembalinya) hamba-Nya daripada seseorang di tempat sepi dan rawan bahaya dengan hewan kendaraan yang memuat makanan dan minumannya, kemudian ia tidur. Ketika ia bangun, hewan kendaraannya hilang. Ia pun mencarinya hingga ia kehausan. Ia berkata, Aku akan kembali ke tempatku semula, hingga aku mati. Kemudian ia letakkan kepalanya di atas lengannya untuk mati. Kemudian ia letakkan kepalanya di atas lengannya untuk mati. Ketika ia bangun, ternyata hewan kendaraannya ada di sisinya lengkap dengan makanan dan minumannya. Jadi Allah lebih berbahagia dengan taubat (kembalinya) hamba yang Mukmin daripada (kebahagiaan) orang tersebut dengan (kembalinya) hewan kendaraan dan bekalnya.” (Muttafaq Alaih)

Kecintaan itu diperoleh dari-Nya dengan menjalankan ibadah nawafil (tambahan, sunnah). Pengaruh dari ibadah tersebut, seakan-akan kegiatan kehidupan kita merupakan jelmaan dari kehendak-Nya. Sehingga mendatangkan barakah (tambahan kebaikan).

“Allah ‘azza wa jalla berfirman (dalam hadits qudsi) : Aku dalam sangkaan hamba-KU, dan Aku akan selalu bersamanya ketika ia mengingat-KU. Kemudian apabila ia ingat AKU dalam dirinya, AKU pun mengingatnya dalam diri-KU, dan jika ia ingat kepada-KU dalam satu kaum, maka AKU akan mengingatnya dalam kaum yang lebih banyak dari pada kaum itu. Jika ia mendekat kepada-KU sejengkal, AKU akan mendekatinya sehasta. Jika ia mendekat KU satu hasta, AKU akan mendekatinya sedepa. Dan jika ia datang kepada-KU dengan berjalan kaki, aku akan datang kepadanya dengan lari-lari kecil.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 
2. Simpati, membela dan mencintai para kekasih-Nya. Merekalah yang keberadaannya ditolong, dilindungi dan dibela oleh-Nya

“Dari Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah Saw bersabda : Bahwa Allah Swt berfirman : Barangsiapa memusuhi wali-KU, maka KU-izinkan ia diperangi. Tidaklah hamba-KU mendekatkan diri kepada-KU dengan suatu amal lebih KU-sukai daripada jika ia mengerjakan amal yang KU-wajibkan kepadanya. Hamba-KU selalu mendekatkan diri kepada-KU dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, Aku menjadi pendengaran yang ia mendengar dengannya, menjadi penglihatan yang ia melihat dengannya, sebagai tangan yang ia memukul dengannya, sebagai kaki yang ia berjalan dengannya. Jika ia meminta kepada-KU pasti KU-beri dan jika ia minta perlindungan kepada- pasti KU-lindungi.” (HR. Imam Bukhari).


3. Mengikuti ajaran Rasulullah SAW (ittiba’) sebagai bukti kecintaan kepadanya

 
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran (3) : 31).


4. Berperang di jalan-Nya dengan shaf yang rapi

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash Shaff (61) : 4).

5. Selalu membaca al-Quran, menjaga lisan, memberi makan orang yang lapar, puasa di bulan Ramadhan.

“Surga merindukan kehadiran empat orang : Pembaca Al Quran, yang selalu menjaga mulut, memberi makan orang yang lapar, puasa di bulan Ramadhan.” (al Hadits).


6. Selalu berbuat baik


“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui.” (QS. Ali Imran (3) : 133-135).

7. Mencintai orang lain karena Allah SWT

“Tidak sempurna keimanan seseorang sehingga ia mencintai saudaranya melebihi dari kecintaannya kepada dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

8. Suka menolong sesama

“Dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW bersabda, Barangsiapa melepaskan seorang mukmin dari penderitaan-penderitaan dunia, niscaya Allah akan melepaskan darinya penderitaan-penderitaan hari kiamat, barangsiapa memudahkan urusan yang sulit niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup aib seorang Muslim maka Allah akan menutup aibnya di akhirat. Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR. Muslim).

 
9. Membela kaum tertindas

“Ketika Musa as miqat (bertemu Allah SWT untuk menerima wahyu) bertanya kepada Allah SWT, Ya  Allah, dimanakah aku mencari-MU. Allah SWT menjawab, carilah Aku di tengah-tengah orang yang hatinya terluka.” (al Hadits).
 

10. Ikhlas dalam beramal

“Barangsiapa yang meninggalkan dunia dalam keadaan ikhlas hanya kepada Allah SWT, tidak menyekutukan-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, ia wafat, sedangkan Allah Ridha kepadanya.” (HR. Ibnu Majah).

11.Suka memberi

“Orang yang dermawan itu dekat dengan Allah SWT.” (al Hadits)

“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.  Dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup[*], Serta mendustakan pahala terbaik,  Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.”(QS. Al Lail (92) : 5-10)
 
Yang dimaksud dengan merasa dirinya cukup ialah tidak memerlukan lagi pertolongan Allah dan tidak bertakwa kepada-Nya.

 

12. Menyadari kelemahan diri

“Orang yang menyesali diri dari dosa itu menunggu datangnya rahmat, sedangkan orang yang ujub itu menunggu kemurkaan-Nya.” (al Hadits)

13. Bertaubat dengan tulus ikhlas

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At Tahrim (66) : 8).

14. Melaksanakan hak-hak ukhuwwah paling rendah, yakni : salamatush shadri (hatinya selamat dari dengki, sombong, serakah dan dendam) dari sesama Muslim
 

15.  Memenuhi hak-hak ukhuwwah Islamiyah paling tinggi, yaitu al iitsar (mengutamakan orang lain lebih dari dirinya)

Semoga kita termasuk diantara orang yang bisa ‘hidup dalam keadaan mulia, dan mati dalam keadaan mulia[Kudus, November 2010/Hidayatullah.com]
 
Penulis adalah kolumnis hidayatullah.com tinggal di Kudus, Jawa Tengah

Serakah yang membawa BERKAH

Ada pula “serakah” yang dianjurkan. Di mana ketika seseorang memiliki  kerakusan mengerjakan kebajikan dan menuntut ilmu

Hidayatullah.com--Serakah adalah satu sifat buruk yang tak layak dimiliki oleh orang-orang beriman. Dengannya, seseorang akan berperilaku bengis, dzolim terhadap orang lain, lagi lebih mementingkan kepuasan diri sendiri, keluarga, ataupun para sekutu-sekutunya, ketimbang mempedulikan kemaslahatan umum.

Untuk memenuhi keserakahan mereka, tidak sedikit orang harus menempuh jalur ‘kiri’, dalam arti, yang penting tujuan tercapai, tak peduli dengan cara apapun jua, haram-halal dilabrak. Tidak bisa dengan cara damai, jalur paksa pun ditempuh. Buntu dengan negosiasi, cara tak manusiawi, pun terkadang dilakukan.

Ketika fenomena ini menjalar di tengah-tengah masyarakat, dan menjadi budaya praktek kehidupan mereka, maka bisa dipastikan tatanan hidup sosial tidak akan pernah berjalan harmonis. Yang kaya memeras yang miskin, yang kuat menindas yang lemah, yang pintar mengibuli yang bodoh, begitu seterusnya, dan begitu seterusnya.

Tidak hanya itu saja efek negatif yang bisa ditimbulkan oleh orang yang memiliki sifat serakah. Yang paling berbahaya, dia pun akan menantang/durhaka terhadap Allah SWT. Sebagai ‘cermin’, kita bisa beraca pada keserakahan yang dimiliki Fir’aun terhadap kekuasaan, kedudukan, dan kemegahan, yang telah menyebabkannya buta hati, sehingga tega mengdzolimi masyarakat jelata. Dan yang paling fenomenal, dia menetapkan satu keputusan yang sangat sepihak demi mempertahankan kedudukannya yang nyaman, yaitu; dengan membunuh setiap anak-anak laki-laki dari Bani Isroil, karena khawatir kalau di kemudian hari, mereka akan merebut kekuasaan yang berada di kendalinya.

Allah berfirman: “Dan (ingatlah) ketika kami menyelamatkan kamu dari Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat kepadamu. Mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu.  Dan pada yang demikian itu merupakan cobaan besar dari Tuhanmu”. (Q:S. 2:49).

Yang lebih celaka, raja yang konon memiliki nama asli Menephthan anak Ramses ini, pun berujar: “Aku lah Tuhanmu yang Maha Tinggi”, (Q:S.79:24), ketika dia diingatkan oleh Nabi Musa untuk kembali ke jalan yang benar, menyembah Allah semata.

Jejak buruk yang ditinggalkan Fir’aun tersebut, termaktub dalam beberapa surat dari al-Quran, yang tidak lain tujuannya, agar kita (khususnya kaum muslimin) mampu mengambil ‘mutiara’ yang tersirat dari bencana yang menimpa Fir’aun. Sayangnya, dalam praktek lapangan, tidak sedikit orang justru mengikuti gaya hidup raja bengis tersebut.

Sejalan demikian, Allah pun menegur manusia melalui firman-Nya: “Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (pada Allah).” (An-Naziat: 26)

Penghubung Kehancuran

Sejatinya, tidak ada kebahagian yang dimiliki oleh orang serakah. Mereka terus diliputi oleh kekurangan, serta senantiasa dihantui ketakutan atau kekhawatiran akan pudarnya kekuasaan. Boleh jadi, dari segi fisik (materi) yang nampak, mereka sepertinya diliputi kesenangan, dikelilingi kemewahan, dan disertai kedamaian, namun, bila ditilik lebih jauh lagi, sesungguhnya mereka senantiasa diliputi oleh kegalauan batin, dan kekeringan jiwa. Pertanyaannya, adakah kebahagiaan bagi orang yang hatinya setiap saat diliputi kecemasan? Bukankah kebahagiaan itu sendiri bermuara dari ketenangan hati? Bila hati tenang, nyaman, bukankah seluruh permasalahan akan terasa ringan? Adakah kebahagiaan lebih besar dari ketenangan jiwa (hati)?

“Sungguh beruntung orang yang telah mensucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang telah mengotorinya.” (Q:S.91: 9-10)

Dan untuk mereka yang jiwanya telah terjangkit keserakahan, maka tunggulah kehancuran. Karena, sejatinya atas perbuatannya tersebut, dia tengah mengaktifkan bom waktu, yang tiap saat  bisa saja meledak dan membinasakannya. Bagaimana tidak, orang yang serakah acap kali menimbulkan kedzoliman bagi orang lain. Dengan demikian, orang yang tersakiti tersebut, lambat laun menanti kesempatan untuk membalas dendam. Ketika waktu itu tiba, maka akan ditumpahkannyalah siksa batin yang selama ini dipendam.

Di lain pihak, Allah pun telah menjanjikan kehancuran hidup di dunia dan di akhirat bagi mereka yang berbuat serakah, dan semena-mena, semisal Fir’aun dan sejenisnya. Firman-Nya (lanjutan ayat di atas) “Maka Allah menghukumnya dengan adzab di akhirat dan siksaan di dunia.” (Q:S.79:25).

Singkatnya, orang yang serakah, cepat atau lambat, pasti akan musnah, dan siksa api neraka telah menanti kedatangannya. Na’udzubullah tsumma na’udzubillah min dzalik.    

Ini yang Dianjurkan!      

Sekalipun demikian, bukan berarti seluruh keserakahan akan menggiring pelakunya kepada kemusnahan atau kecelakaan. Justru, adakalanya, malah dengan memiliki keserakahan yang tinggi, orang tersebut akan menggapai kebahagiaan dan kemuliaan hidup di dunia dan di akhirat. Oia..! kapan itu terjadi?

Hal tersebut akan terwujud, ketika seseorang memiliki keserakahan/kerakusan dalam mengerjakan kebajikan, salah satunya adalah menuntut ilmu. Dalam salah satu sabdanya, Rosulullah pernah menjelaskan, bahwa seseorang tidak akan pernah berhasil menuntut ilmu, kecuali dia memenuhi enam syarat, dan salah satunya adalah dia harus memiliki jiwa khirshun, yang bila kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti –salah satunya- rakus/serakah.

Ketika sifat ini benar-benar dimiliki oleh para penuntut ilmu, maka dia akan ‘gila-gilaan’ dalam ‘melahap’ seluruh sajian ilmu yang dihadapkan padanya. Dia tidak akan pernah puas. Ketika telah menguasai satu bidang ilmu, maka dia akan berusaha untuk mempelajari satu bidang yang lain, dan begitu seterusnya. Bagi mereka ilmu adalah segala-galanya. Motto,  “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”, benar-benar terpatri dalam lubuk hati mereka yang paling dalam, sehingga tidak mudah terkecoh dengan godaan-godaan di sekitarnya, efeknya, tidak ada waktu terbuang, kecuali digunakan untuk belajar, belajar, dan belajar.

Buah dari itu semua, orang tersebut akan menjadi orang yang ‘alim lagi faqih dalam segala hal, terutama masalah ilmu agama. Dengan demikian, dia akan berhati-hati dalam bertindak, sebab setiap langkah yang dia lakukan selalu berbarometerkan ilmu. Ingat, salah satu sifat ilmu adalah menjaga si-empunya (dari keburukkan), sebagaimana yang diutarakan oleh Syaidina ‘Ali Karamullahu Wajhah, bahwa salah satu di antara yang membedakan ilmu dengan harta adalah jika ilmu itu menjaga pemiliknya, sedangkan harta itu harus dijaga .

Ketika ilmu itu menjelaskan sesuatu yang haram –misalnya-, maka ia akan menjauhi perkara tersebut, sekalipun sangat menggiurkan hasratnya. Begitu pun sebaliknya, ketika ilmu mengatakan bahwal hal tersebut halal, dia pun akan mengikuti titahnya, sekalipun kebanyakan orang mencemoohnya.

Walhasil, orang tersebut akan merengguh kemulyaan dengan sendirinya, karena seluruh lini kehidupannya bersandarkan pada ilmu. Rosulullah pernah bersabda, “Barang siapa yang menghendaki kebahagiaan di dunia, maka hendaknyalah dia meraihnya dengan ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan kebahagian di akhirat, maka gapailah ia dengan ilmu, dan barang siapa menghendaki kedua-duanya, maka rengguhlah pula ia dengan ilmu.” (Al-Hadits).

Pada tatanan inilah serakah akan berbuah keberkahan. Karena itu, mari kita memposisikan serakah pada posisi yang mampu mengundang keberkahan bagi diri kita masing-masing, bukan sebaliknya, justru mendatangkan malapetaka kehancuran hidup, di dunia dan di akhirat. Berkah (barakah) sendiri –menurut pendapat para ulama- adalah ‘ziadatul khoir’ (tambahnya kebaikkan). Semoga kita termasuk di dalamnya. Wallahu ‘alam bis-shawab. [Robin Sah/hidayatullah.com]

Lucu Ya!!!!

 
 
Lucu ya,
uang Rp 20.000,-an kelihatan begitu besar
bila dibawa ke kotak amal mesjid,
tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket
 
Lucu ya,
45 menit terasa terlalu lama untuk berzikir,
tapi betapa pendeknya waktu itu
untuk pertandingan sepakbola

Lucu ya,
betapa lamanya 2 jam berada di Masjid,
tapi betapa cepatnya 2 jam berlalu saat menikmati pemutaran film di bioskop
 
Lucu ya,
susah merangkai kata
untuk dipanjatkan saat berdoa atau sholat,
tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman

Lucu ya,
betapa serunya perpanjangan waktu dipertandingan bola favorit kita,
tapi betapa bosannya bila imam
sholat Tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya.

Lucu ya,
susah banget baca Al-Quran 1 juz saja,
tapi novel best-seller 100 halamanpun habis dilalap
 
Lucu ya,
orang-orang pada berebut paling
depan untuk nonton bola atau konser tapi berebut cari shaf paling
belakang bila Jum`atan agar bisa cepat keluar
 
Lucu ya,
susahnya orang mengajak partisipasi untuk dakwah,
tapi mudahnya orang berpartisipasi menyebar gossip
 
Lucu ya,
kita begitu percaya pada yang dikatakan koran,
tapi kita sering mempertanyakan apa yang dikatakan Al Qur'an

Lucu ya,
semua orang inginnya masuk surga
tanpa harus beriman, berpikir,
berbicara ataupun melakukan apa-apa

Lucu ya,
kita bisa ngirim ribuan jokes lewat FB,
tapi bila ngirim yang berkaitan
dengan ibadah sering mesti berpikir dua-kali

Seseorang dapat dikatakan dia telah berfikir secara dewasa
apabila dia dapat mentertawakan dirinya sendiri.
Sudah dewasakah kita ?

"Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mu'min bahwa
sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah."
(QS. 33:47)

Mau Tampan atau Cantik

1.Agar wajah selalu segar, berseri-seri dan cantik, cucilah minimal 5 kali sehari dengan air wudhu. Jangan langsung dikeringkan, biarkan menitis dan kering sendiri. Lalu ambillah sajadah, shalat, berdzikir, dan berdo’a
2.Untuk menghilangkan stress, perbanyaklah ‘olahraga’. Cukup dengan memperbanyakkan sholat. Ketika solat, kita mengerakkan seluruh tubuh. Lalu berkonsultasilah pada Allah SWT dengan dzikir dan do’a.
3.Untuk pelembab, agar awet muda, gunakanlah senyuman. Tidak hanya di bibir tapi juga di hati. Jangan lupa bisikkan ‘kata kunci’, “Allahuma Kamma Hassanta Khalqii Fahassin Khuluqii” (Ya Allah sebagaimana engkau telah memperindah kejadianku, maka perindah pula akhlaqku). (HR Ahmad).
4.Untuk punya bibir cantik, bisikkan kalimat-kalimat Allah, tidak berbohong atau menyakiti hati orang lain, tidak menyombongkan diri atau takabur.
5.Agar tubuh langsing, mulus, diet yang teratur dengan berpuasa seminggu 2 kali, Senin dan Kamis. Jika kuat, lebih bagus lagi puasa Nabi Daud AS selang satu hari. Makanlah makanan halal, perbanyak sayuran, buah-buahan dan air putih.
6.Untuk mengembangkan diri, sebarkan salam dan sapaan. Dengan demikian kita akan banyak dikenal dan disayangi.

Minggu, 28 November 2010

Cara Menemukan FaceBooker Sedunia

Pernah Kepikir Ga Bagaimana cara menemukan semua Member Facebook seantero dunia?, atau barang kali ingin mencari semua Group yang ada di FB, dan cara nya bukan lewat Pencarian di Facebook.
Kalau kita menggunakan pencarian orang lewat pencarian FB tentunya sobat tidak akan menemukan semuanya, Paling yang akan kita temukan sesuai dengan nama yang kita cari.dan butuh waktu bulanan untuk mencari semua.
Oke Jika sobat Facebooker Penasaran saya akan tunjukkan caranya dan hanya sekali Klik.
Kita akan menggunakan Pencarian ini langsung dari directory Facebook
Silahkan Langsung menuju Link ini : http://www.facebook.com/directory/people
Bagaimana?
Seru Bukan?... Silahkan nikmati Pencarian Sobat.
Semoga Bermanfaat...eittt Jangan Lupa Comment ya

Cara Cepat Buka Folder

Kotak dialog RUN di windows digunakan untuk menjalankan perintah windows, seperti membuka modul Control Panel, dan sistem
tool seperti Disk Defragmenter, Device Manager, Group Policy Editor dll. Mungkin sebagian masih belum tahu fungsi perintah berikut, dimana kita bisa membuka My computer secara cepat dgn hanya mengetikkan beberapa hurup. Berikut Tips nya:
1. Membuka Direktori Home
Direktori Home berada di C:\Documents and Settings\Namauser di Windows XP dan C:\Users\Namauser di Windows Vista dan Windows 7. Cara cepat untuk membuka direktori ini ialah dengan mengetikkan tanda “.” ( titik tanpa tanda kutip) dikotak dialog RUN. atau tekan tombol keyboard (Win+R). lalu tekan tombol Enter. Coba deh 

2. Membuka Direktori User
Caranya untuk membuka Direktori User yang berada di C::\Documents and Settings di Windows XP dan C:\Users in Windows Vista dan 7. Ketikkan dua titik di kotak RUN lalu tekan Enter.

3. Membuka My Computer
Buka My Computer dengan cara yg singkat, ketikkan tiga titik di kotak RUN seperti ini:

4. Buka Sistem Drive
Cara membuka Sistem Drive kita. Sistem drive kita biasanya terletak di drive C: , nah cara mudah agar langsung  membuka drive C:, ketikkan tanda garis miring kebalik  “\” di kotak RUN:

Aku Jatuh Cinta


Cinta... Siapa tak mengenal kata ini? Sebagai manusia normal kita pernah merasakan jatuh cinta (kepada lawan jenis). Hanya kadarnya yang berbeda. Ada yang terus memupuk rasa itu, ada juga yang sudah paham tentang makna cinta hingga ia berusaha untuk tetap mengendalikan rasa yang berkuasa, meski nafsu merongrong (Jatuh cinta sebelum menikah).
Aku jatuh cinta. Cinta pada keMahaSempurnaan-NYA. Betapa ingin selalu berada didekatNya...

Aku pernah jatuh cinta pada masa 'jahil'ku. Betapa ingin selalu diperhatikannya, betapa GeEr ketika pandangannya terarah pada sosokku. Betapa ingin dia membalas cintaku yang melangit.

Dan kini... Aku belajar dari rasa itu. Rasa yang dulu pernah singgah. Rasa selalu ingin bertemu dengan orang yang kucinta.

Dia hanya makhluk lemah, manusia sepertiku. Hanya saja dia laki-laki, dan aku mengaguminya bukan karena keshalihan tapi lebih karena penampilan dan rupa.

Aku jatuh cinta. Karena aku mencoba untuk terus mengenal-NYA. Karena aku mencoba agar Dia mengenalku. Dzat yang Maha Sempurna. Dzat yang Maha Besar.

Aku mencintai-Nya, tapi seringkali menunda pertemuan dengan-Nya.
Aku mencintai-Nya, tapi seringkali ingkar terhadap janji yang telah terikrar.
Aku mencintai-Nya, tapi seringkali berbuat sesuatu yang tak disukai-Nya.
Aku mencintai-Nya, tapi seringkali tak melakukan sesuatu yang dapat mendekatkanku.
Aku mencintai-Nya, tapi belum sanggup merasakan cinta itu.
Meski kusadari cinta-Nya jauh melebihi makna kata cinta itu sendiri.

Rabb, aku mencintai-Mu... Jadikanlah aku seperti orang-orang yang menempatkan cintanya pada-Mu ditempat tertinggi, diruang yang tak terjamah ego.

Rabb, cintailah aku... Seperti Engkau mencintai orang-orang yang Engkau Ridhai dan Engkau beri nikmat kepada mereka.

Aku merindukan-Mu, dan aku ingi selalu bersua dalam tiap hening malamku. Jangan biarkan aku terpenjara dalam dinginnya malam. Jangan biarkan aku terbui dalam hangatnya selimut. Jangan biarkan aku terlena oleh tumpukan aktivitas.

Aku mencintai-Mu. Biarkan aku selalu menemui-Mu dalam tiap desah nafasku. Aku tak kuasa mendekap rindu ini... (mala)
 
Thx to: icmataram.tk