Ada banyak kata yang ingin ana sampaikan
Tapi lidah ini terkadang berasa kelu untuk menuntun
jari-jemari
menulis tentang Al-Kahfi
menulis tentang Al-Kahfi
Begitulah, kenangan yang tak tergambarkan dan tak
terkatakan
Menulis kenangan bersama Al-Kahfi,
Wajah antunna berseliweran di hadapan mata
Terbayang senyum dan tawa antunna yang bagaikan embun
di pagi hari
Yang selalu dirindukan iman yang mulai gersang
Menulis kenangan bersama Al-Kahfi,
Pikiran ini hanya tertuju kepada antunna
Hanya terfikirkan dan terbayangkan antunna
Ukhti,
Ada begitu banyak wajah yang terlihat
Tapi hanya wajah antenna yang senantiasa mendamaikan
hati
Yang mengingatkan akan surga
Ukhti,
Ada beribu kebersamaan terjalani
Tapi hanya kebersamaan bersama antunna yang selalu
terindukan
Ukhti,
Ada berjuta kerinduan di hati
Tapi hanya kerinduan akan antunna
Yang mampu membuat air mata ini mengalir
Mungkin tidak akan ana temukan lagi persaudaraan
layaknya Abu Bakr dan ‘Umar di jaman sekarang
Tetapi dari sana ana inginkan
Ada persaudaraan di antara kita selayaknya mereka
bersaudara
Persaudaraan yang hanya mampu dipisahkan maut ketika
di dunia
Tetapi disatukan Allah kembali di alam keabadian
Duduk mesra di atas dipan-dipan surga yang bercahaya
Yang mengalir di bawahnya sungai-sungai bermata air
surga
Ana uhibbukum fillah
Ya, disinilah, di Al-Kahfi, ana menemukan makna “Cinta
Karena Allah”
Islam itu cinta
Dakwah itu cinta
Al-Kahfi itupun cinta :)
BY: Alfi S.