
WASHINGTON--Ramadhan tiba. Yusur Ramelize, warga Muslim di New York, mulai berpuasa, memperbanyak ibadah, dan memberi sedekah kepada orang miskin. Tanpa pandang latar belakang agamanya, dia membantu orang-orang tak punya di sana.
Bahkan, Ramelize menghabiskan sebagian besar waktunya selama Ramadhan ini di jalanan. Dia tak henti membantu para tunawisma di kotanya. Dia telah melakukan itu selama dua tahun terakhir. Awalnya, untuk lebih memahami cara hidup para tunawisma itu, tahun lalu, dia sempat tinggal di jalangan selama sepekan.
''Aku bertanya pada diriku sendiri, 'Apa yang dapat saya lakukan untuk meningkatkan kepedulian?' Dan kemudian aku memutuskan untuk tinggal di jalanan selama sehari,'' kata Ramelize. ''Tapi kemudian aku berkata, 'Kau tahu apa?' Saya ingin membuat pengorbanan terbesar dan karena itu memutuskan untuk tinggal seperti tunawisma selama sepekan.''
Ramelize merupakan seorang manajer produksi di sebuah perusahaan layanan informasi. Melalui situs, HomelessforOneWeek.com, dia coba menghimpun bantuan yang diberikan kepada 'Bank Makanan untuk New York' (www.foodbanknyc.org). Tahun lalu dia berhasil menghimpun dana lebih dari 3 ribu dolar AS untuk disumbangkan. Dan tahun ini, dia berharap bisa mengumpulkan dana hingga 5 ribu dolar AS. Dana itu diberikannya melalui koalisi para tuna wisma di New York (www.coalitionforthehomeless.org) yang mengelola program tersebut.
Maria Brosnahan, Direktur Eksekutif Koalisi untuk Tunawisma, memuji upaya Ramelize. ''Sangat mudah untuk menjadi terbiasa dengan penderitaan orang gelandangan di jalan-jalan kami. Semua orang di koalisi kagum pada empati Yusuf serta keberaniannya dalam membantu tuna wisma di New York,'' ujar Brosnahan.
''Kami memiliki catatan tuna wisma di New York City, dan Ramelize telah mengambil langkah ekstra, untuk meninggalkan kehidupan sehari-harinya yang nyaman, untuk turun ke jalanaan ikut merasakan penderitaan''
Pria asal Trinidad dan Tobago ini tahun lalu selama sepekan tidur di stasiun kereta bawah tanah karena cuaca dingin dan bersalju. Tahun ini mulai 15 sampai 21 Agustus 2010, dia tinggal di Union Square Park, Manhattan, karena cuaca yang lebih hangat. Akibat guncangan ekonomi, jumlah tuna wisma di New York terus bertambah. Menurut Koalisi, pada 2009, jumlah tuna wisma yang masuk sistem penampungan di kota itu berjumlah 120 ribu orang.
Bahkan, Ramelize menghabiskan sebagian besar waktunya selama Ramadhan ini di jalanan. Dia tak henti membantu para tunawisma di kotanya. Dia telah melakukan itu selama dua tahun terakhir. Awalnya, untuk lebih memahami cara hidup para tunawisma itu, tahun lalu, dia sempat tinggal di jalangan selama sepekan.
''Aku bertanya pada diriku sendiri, 'Apa yang dapat saya lakukan untuk meningkatkan kepedulian?' Dan kemudian aku memutuskan untuk tinggal di jalanan selama sehari,'' kata Ramelize. ''Tapi kemudian aku berkata, 'Kau tahu apa?' Saya ingin membuat pengorbanan terbesar dan karena itu memutuskan untuk tinggal seperti tunawisma selama sepekan.''
Ramelize merupakan seorang manajer produksi di sebuah perusahaan layanan informasi. Melalui situs, HomelessforOneWeek.com, dia coba menghimpun bantuan yang diberikan kepada 'Bank Makanan untuk New York' (www.foodbanknyc.org). Tahun lalu dia berhasil menghimpun dana lebih dari 3 ribu dolar AS untuk disumbangkan. Dan tahun ini, dia berharap bisa mengumpulkan dana hingga 5 ribu dolar AS. Dana itu diberikannya melalui koalisi para tuna wisma di New York (www.coalitionforthehomeless.org) yang mengelola program tersebut.
Maria Brosnahan, Direktur Eksekutif Koalisi untuk Tunawisma, memuji upaya Ramelize. ''Sangat mudah untuk menjadi terbiasa dengan penderitaan orang gelandangan di jalan-jalan kami. Semua orang di koalisi kagum pada empati Yusuf serta keberaniannya dalam membantu tuna wisma di New York,'' ujar Brosnahan.
''Kami memiliki catatan tuna wisma di New York City, dan Ramelize telah mengambil langkah ekstra, untuk meninggalkan kehidupan sehari-harinya yang nyaman, untuk turun ke jalanaan ikut merasakan penderitaan''
Pria asal Trinidad dan Tobago ini tahun lalu selama sepekan tidur di stasiun kereta bawah tanah karena cuaca dingin dan bersalju. Tahun ini mulai 15 sampai 21 Agustus 2010, dia tinggal di Union Square Park, Manhattan, karena cuaca yang lebih hangat. Akibat guncangan ekonomi, jumlah tuna wisma di New York terus bertambah. Menurut Koalisi, pada 2009, jumlah tuna wisma yang masuk sistem penampungan di kota itu berjumlah 120 ribu orang.
Republika.co.id






TAK sedikit manusia yang menggerutu akibat ulah nyamuk nakal. Di malam dan siang hari, kadang mereka merasa terganggu dengan kedatangan hewan mungil ini. Selain meminta ‘sumbangan darah’, nyamuk kerap kali turut berperan dalam penyebaran berbagai penyakit. Beberapa contoh penyakit yang diperantarai nyamuk pembawa kuman dan virus ini adalah demam berdarah dan kaki gajah (filariasis). Bahkan, tak jarang penderita penyakit tersebut berujung tragis: kematian.
*) Penulis adalah Asisten Dosen Metabolisme di Departemen Biokimia, FMIPA, Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor 
Bernafas, mungkin sudah dianggap biasa dan tak lagi menarik dibahas oleh sebagian orang. Pasalnya, sejak bangun tidur sampai terlelap, manusia tak lepas dari kegiatan mengambil udara di alam bebas ini. Namun, pernahkah Anda memperhatikan bagaimana nikmat Allah ini sebenarnya bernilai miliaran rupiah? Tak perlu menghitung kegiatan bernafas secara keseluruhan yang melibatkan berbagai organ tubuh, cukup kiranya menjumlah rupiah dari setiap udara yang dihirup.
Alam semesta kita terbentuk sekitar 13,7 milyar tahun lalu melalui sebuah peristiwa yang dikenal dengan ledakan besar (Big Bang). Sebelum terjadinya peristiwa itu tidak ada energi, tidak ada materi, tidak ada ruang dan waktu. Hingga energi materi beserta ruang dan waktu keluar dari suatu kekuatan yang sangat dahsyat yang berasal suatu titik singularitas dengan temperatur dan kerapatan yang sangat tinggi. Maka sesuai dengan Q.S : Al-Anbiyaa’ ayat 30 : “Dan tidaklah orang-orang kafir itu melihat bahwa sama’ (ruang-waktu) dan ardh (ruang-materi) itu dahulu sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya.”






















Sumber: Unic77.tk
Paul Larodo, Sekjen Gerakan Solidaritas Warga Amerika Serikat untuk Palestina menyatakan, konvoi bantuan kemanusiaan untuk Gaza akan disalurkan langsung bagi warga Palestina di Jalur Gaza pada Musim Semi tahun 2011.
Mulai 1 September lalu merokok dilarang di semua tempat umum di Yunani, termasuk kantor-kantor, di bar atau tempat minum-minum juga di restoran. Peraturan larangan merokok yang diterapkan kali ini adalah yang terketat.
Gema takbir telah berkumandang di seluruh dunia. Umat Islam di seluruh dunia, dengan suka dukanya tengan menyambut datangnya hari raya Idul Fitri dengan harapan dapat merasakan Ramadhan tahun depan kembali.





