Totalitas Berkarya Bersama Dakwah

Majelis Taklim Al-Kahfi

Totalitas Berkarya Bersama Dakwah

Majelis Taklim Al-Kahfi

Totalitas Berkarya Bersama Dakwah

Majelis Taklim Al-Kahfi

Sabtu, 01 November 2014

12 Golongan Orang Yang Didoakan Malaikat


1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.

"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa: Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci." (HR. Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.

"Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya: Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia." (HR Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim 469)

3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan." (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib)

4. Orang-orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf." (Para Imam, yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah)

5. Para malaikat mengucapkan 'aamiin' ketika seorang Imam selesai membaca Al-Fatihah.

"Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu." (HR. Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.

"Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu di antara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat di mana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata: Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia." (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106)

7. Orang-orang yang melakukan shalat Shubuh dan 'Ashar secara berjama'ah.

"Para malaikat berkumpul pada saat shalat Shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga Shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'Ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'Ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?, mereka menjawab: Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat." (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 9140)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.

"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan." (HR. Imam Muslim dari Ummud Darda', Shahih Muslim 2733)

9. Orang-orang yang berinfak.

"Tidak satu hari pun di mana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit." (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 1442 dan Shahih Muslim 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa) kepada orang-orang yang sedang makan sahur. Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa sunnah." (HR. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, dari Abdullah bin Umar)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.

"Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya, kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga Shubuh." (HR. Imam Ahmad dari 'Ali bin Abi Thalib, Al Musnad 754)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.

"Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain." (HR. Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily)

Sumber: Diary Satya

Tanda-Tanda Pewaris Surga (Inti sari Surat Al Mu’minun ayat 1-11)




1. Orang yang Beriman.



“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman” (QS. Al Mu’minun : 1)
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan Surga-Surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam Surga-Surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya” (Al Baqarah) : 25)
Siapa yang tidak mau, jika beriman balasannya adalah surga? Setiap muslim itu pasti menginginkan derajat yang lebih tinggi dan surga bagi kehidupannya kelak di akhirat. Tapi satu pertanyaan untuk kita, apakah sudah kita beriman kepada Allah dengan sebenar-benar iman yang kita punya? Iman di hati, mulut, dan perbuatan kita?


2. Orang yang Khusyuk dalam Bersembahyang



“(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya” (QS. Al Mu’minun : 2)
Seorang muslim itu harus tahu apa sebenarnya esensi yang terkandung dalam setiap gerakan shalat. Sering kita merasa lega setelah kita usai melaksanakan aktivitas shalat. Tapi apakah kita pernah berpikir, sudah benarkah shalat kita? Mungkin banyak dari kita yang ketika shalat masih memikirkan hal-hal lain yang bersifat keduniawian. Lalu, khusyuk-kah shalat kita? Mari kita bersama-sama meluruskan niat kita dalam melaksanakan shalat.


3. Orang yang Jauh dari Perkara yang Tiada Guna



“dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna” (QS. Al Mu’minun : 3)
Orang yang hidupnya selalu dipenuhi dengan aktivitas ukhrawi akan rindu sekali dengan akhirat. Dia senantiasa melakukan hal-hal yang dapat memberikan manfaat bagi dirinya maupun orang lain. Sudahkah kita menyadari aktivitas seperti apa yang sudah kita jalani sebagai rutinitas kita sehari-hari? Apakah rutinitas yang membawa keberkahan bagi kita atau justru mengandung kemudharatan bagi hidup kita?
“Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya” (Qs. Al Kahfi : 104).
Banyak dari kita menyangka bahwa kegiatan yang sudah kita lakukan setiap harinya adalah baik, tapi belum tentu bagi Allah. Maka dari itu, sebelum kita melakukan segala aktivitas, renungkanlah hal tersebut. Agar kita tidak termasuk golongan orang-orang yang merugi.




4. Orang yang Menunaikan Zakat



“dan orang-orang yang menunaikan zakat” (QS. Al Mu’minun : 4)
Orang yang mampu dalam segi ekonomi kehidupannya, wajib membantu dan menyisihkan sebagian hartanya bagi mereka yang kurang mampu. Salah satunya adalah zakat. Zakat wajib hukumnya bagi orang-orang yang dilebihkan hartanya oleh Allah.
“….Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya. (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat” (QS. Fushshilat : 6-7)
Zakat itu kedudukannya adalah kedua setelah shalat. Banyak dari ayat Al-Qur’an yang menyebutkan zakat setelah kata shalat. Bisa diartikan bahwa shalat dan zakat itu saling mengisi satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.


5. Orang yang Menjaga Kemaluannya

“dan orang-orang yang menjaga kemaluannya” (QS. Al Mu’minun : 5)
Banyak wanita yang beralasan, karena faktor ekonomi-lah mereka akhirnya menjadi wanita penghibur. Dan tak sedikit pula para lelaki yang karena alasan bosan dengan sang istri akhirnya mencari wanita lain. Sungguh amat disayangkan apabila mereka beralasan seperti itu. Seharusnya mereka sadar bahwa segala sesuatunya itu datang dari Allah. Maka sepatutnya-lah mereka takut pada Allah apabila melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan perintah-Nya.


6. Orang yang Penuhi Janjinya

“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya” (QS. Al Mu’minun : 8)
Janganlah pernah berjanji kalau dirasa kita tidak bisa memenuhi janji itu. Ucapkanlah Insya Allah dengan penuh keyakinan bahwa segala sesuatunya itu datangnya hanya dari Allah. Kalau Allah mengizinkan, maka kita akan bisa memenuhi janji itu. Tapi jika Allah belum berkehendak, maka kita tidak bisa berbuat apa-apa.


7. Orang yang Memelihara Sembahyang-nya

“dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya” (QS. Al Mu’minun : 9)
Shalat memang rukun Islam yang kedua, tapi kita juga harus tahu dasar-dasar apa yang mengaharuskan kita shalat. Apakah hanya untuk menggugurkan kewajiban saja? Jawabannya pasti tidak. Kita harus tanamkan dalam hati bahwa kita butuh shalat sebagai salah satu cara kita berkomunikasi dengan Allah. Shalat adalah tiang agama. Tanpa shalat, seseorang belum bisa dikatakan mukmin. Bukankah shalat adalah amalan yang dihisab pertama kali di akhirat nanti? Dan bukankah shalat juga yang membedakan antara orang mukmin dengan orang nasrani?


Di ayat selanjutnya, Allah swt menerangkan,
“Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya” (QS. Al Mu’minun : 10-11)
Semoga Allah menjadikan kita pribadi yang selalu mau terus belajar dan memperbaiki diri. Dan semoga kita menjadi insan yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya agar kelak bisa meraih syurga Firdaus-Nya dan kekal di dalamnya.
Muudah-mudahan ketujuh tanda-tanda itu ada dalam diri kita masing-masing sehingga kita menjadi golongan yang dirindu syurga. Amin


Sumber; Diary Satya

Kamis, 30 Oktober 2014

Pembagian Jenis Hati


Imam Al-Ghazali membagi hati menjadi 3 macam :

1. Hati sehat dan bercahaya (yaitu hatinya orang-orang yang beriman,ikhlas dan penuh cinta),

2. Hati sakit (yaitu hatinya orang-orang yang jengkel, dongkol, dendam, su'udzon, marah, suka menghasut, suka menggunjing

3. Hati mati (yaitu hatinya orang yang ingkar dan durhaka kepada ALLAH Rasulullah, kedua orang tua, kepada Ulama'dan Guru).

Imam Al-Ghazali berkata: Penyebab Hati menjadi mati :

1. Ingkar kepada ALLAH,Rasulullah dan Para Ulama',
2. Prasangka buruk,
3. Menggunjing,
4. Memfitnah,
5. Malas Ibadah,
6. Memakan makanan yang haram,
7. Terlalu cinta dunia,
8. Tidak Ikhlas,
9. Marah dan dendam,
10. Kurang Bersyukur.

Ya Allah Lidungilah kami Dari perkara penyebab hati menjadi mati, Bersihkanlah hati kami... Aamiin

Sumber: Diary Satya

LMD II

BUAT YAN LULUS LMD I

TUGAS DAN TATA TERTIB LMD 2


   A    TUGAS
1.     Risalah pergerakan nan pemuda dan membuat essay atau resensi
2.     Siroh nabawwiyah dan sahabat (dakwah toif, masa boikot, hijrah, perang Hud dan perang hunain)
3.     Hafalan Al-Qur’an
a.      Pilihan
QS Al-Kahfi 10-15
QS As-Saff 1-4
b.     Hadist Arbain An Nawawi No. 34
c.      At-Taubah 24

   B.    TATA TERTIB
1.     Amal yaumiyah
a.      Tilawah Min. 1 Juz selama acara
b.     Sholat dhuha’
c.      Qiyamullail
d.     Al Ma’tsurat Pagi dan Petang
e.      Solat Wajib berjama’ah
f.       Hafalan (tugas)
2.     Forum
a.      Chaidir 10 menit sebelum materi dimulai
b.     HP di silet/nun aktifkan, jika penting untuk menerima panggilan, izin di panitia acara
c.      Pakaian
Ikhwan         : Almamater, sepatu dan rambut rapi
Akhwat        : Jilbaba putih, almamater dan sepatu
3.     Administrasi
a.      Infaq diserahkan maksimal hari terakhir acara sebesar Rp. 25.000.
b.     Mengisi resensi
c.      Pengumpulan essay atau tulisan maksimal hari H acara.

Perlengkapan yang harus dibawa peserta:
1.     Perlengkapan shola
2.     Mushaf dan Al-Ma’tsurat
3.     Alat tulis menulis
4.     Obat-obatan pribadi
5.     Perlengkapan mandi
6.     Pakaian ganti
7.     Snack pribadi
8.     Tugas-tugas LMD 2

9.     Almamater

Selasa, 28 Oktober 2014

10 Orang Terkaya di Dunia


10. Mukesh Ambani
kekayaannya 27,0 milyar dolar
Amerika.

09. Eike Batista
kekayaannya 30,0 milyar dolar
Amerika.

08. Amancio Ortega
kekayaannya 31,0 milyar dolar
Amerika.

07. Lakshmi Mittal
kekayaannya 31,1 milyar dolar
Amerika.

06. Lawrence Ellison
kekayaannya 39,5 milyar dolar
Amerika.

05. Bernard Arnault
kekayaannya 41,0 milyar dolar
Amerika.

04. Warren Buffett
kekayaannya 50,0 milyar dolar
Amerika.

03. Bill Gates kekayaannya
56,0 milyar dolar Amerika.

02. Carlos Slim Helu
kekayaannya 74,0 milyar dolar
Amerika.

01. Orang yang melaksanakan shalat sunnah fajar—— kekayaannya ... ?

Dari 'Aisyah Radhiyallāhu anha dari Nabi Shallāllahu ‘alaihi Wasallam, beliau bersabda :

ﺎَﻬﻴِﻓ ﺎَﻣَﻭ ﺎَﻴْﻧُّﺪﻟﺍ ْﻦِﻣ ٌﺮْﻴَﺧ ِﺮْﺠَﻔْﻟﺍ ﺎَﺘَﻌْﻛَﺭ

“Dua rakaat (sebelum shalat) fajar (subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.”
(HR. Muslim no.725)

Semoga bermanfa'at.

Sumber: Diary Satya

Senin, 27 Oktober 2014

Mengapa perlu menghafal Al Quran?


Bismillah. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad, beserta keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan ihsan.
Sebagian kaum Muslimin ternyata masih banyak yang belum memahami mengapa mereka perlu untuk menghafal Al Qur’an. Bahkan ada yang mengatakan, “mengapa kita bangga dengan anak-anak yang hafal Qur’an yang notabene bukan bahasa kita? bukankah lebih baik mengajarkan mereka membaca terjemahannya agar bisa menerapkan nilai luhur di dalamnya?”
Perkataan ini keluar tentu karena ketidak-pahaman mengenai keutamaan dan urgensi menghafal Al Qur’an. Orang tersebut juga tidak memahami keutamaan Al Qur’an serta bagaimana cara mempelajari Al Qur’an, sehingga ia merasa cukup dengan terjemahan Al Qur’an saja dalam mempelajari Al Qur’an. Oleh karena itu mari kita simak pembahasan berikut..
Hukum menghafal Al Qur’an
Syaikh Ibnu Baz mengatakan, “menghafal Al Qur’an adalah mustahab (sunnah)” (Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 89906). Namun yang rajih insya Allah, menghafal Al Qur’an adalahfardhu kifayah, wajib diantara kaum Muslimin ada yang menghafalkan Al Qur’an, jika tidak ada sama sekali maka mereka berdosa (Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 17/325).

Keutamaan menghafal Al Qur’an
1. Penghafal Qur’an adalah Shahibul Qur’an
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani menyatakan, “ketahuilah, makna dari shahibul Qur’an adalah orang yang menghafalkannya di hati. berdasarkan sabda nabiShallallahu’alaihi Wasallam:
يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله
“hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap kitabullah”
maksudnya yang paling hafal. Maka derajat surga yang didapatkan seseorang itu tergantung pada banyak hafalan Al Qur’annya di dunia, bukan pada banyak bacaannya, sebagaimana disangka oleh sebagian orang. Maka di sini kita ketahui keutamaan yang besar bagi pada penghafal Al Qur’an. Namun dengan syarat ia menghafalkan Al Qur’an untuk mengharap wajah Allah tabaaraka wa ta’ala, bukan untuk tujuan dunia atau harta” (Silsilah Ash Shahihah, 5/281).
2. Al Qur’an akan menjadi syafa’at bagi shahibul Qur’an
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
اقرأوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه
“bacalah Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafa’at bagi shahibul Qur’an” (HR. Muslim 804)
3. Derajat di surga tergantung pada hafalan Qur’an
Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi kedudukan yang didapatkan di surga kelak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
يقال لصاحب القرآن اقرأ وارتقِ، ورتل كما كنت ترتل في الدنيا، فإن منزلك عند آخر آية تقرؤها
“akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat) : bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca” (HR. Abu Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).
4. Termasuk sebaik-baik manusia
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خيركم من تعلم القرآن وعلَّمه
“sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Al Bukhari 4639).
5. Allah mengangkat derajat shahibul Qur’an di dunia
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواماً ويضع به آخرين
“sesungguhnya Allah mengangkat beberapa kaum dengan Al Qur’an ini dan menghinakan yang lain dengannya” (HR. Muslim 817)
6. Penghafal Al Qur’an lebih diutamakan untuk menjadi imam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله
“hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap kitabullah” (HR. Abu Daud 582, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)
Urgensi menghafal Al Qur’an.

Selain keutamaan-keutamaan di atas, ada beberapa hal juga yang menjadi pendorong untuk kita semua agar menghafalkan Al Qur’an:
1. Meneladani Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
Panutan kita, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menghafalkan Al Qur’an, dan setiap bulan Ramadhan Jibril datang kepada beliau untuk mengecek hafalan beliau. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus” (HR. Bukhari, no.6)
2. Membaca Al Qur’an adalah ibadah yang agung
Membaca Al Qur’an adalah ibadah, setiap satu huruf diganjar satu pahala.
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“barangsiapa yang membaca 1 huruf dari Al Qur’an, maka baginya 1 kebaikan. dan 1 kebaikan dilipat-gandakan 10x lipat. aku tidak mengatakan alif lam miim itu satu huruf, tapi alim satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf” (HR. At Tirmidzi 2910, ia berkata: “hasan shahih gharib dari jalan ini”)
Dan banyak lagi keutamaan dari membaca Al Qur’an. Maka seorang Muslim yang hafal Al Qur’an dapat dengan mudahnya membaca kapan saja dimana saja, langsung dari hafalannya tanpa harus membacanya dari mushaf. Dan ini merupakan ibadah yang agung. Ibnu Mas’ud berkata:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَعْلَمَ أَنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ فَلْيَنْظُرْ، فَإِنْ كَانَ يُحِبُّ الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ
“Barangsiapa yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah, jika ia mencintai Al Quran maka ia mencintai Allah dan Rasul-Nya” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid berkata: “semua rijalnya shahih”).
3. Modal utama dalam mempelajari agama
Al Qur’an adalah sumber hukum dalam Islam. Dengan menghafalkan Al Qur’an, seseorang lebih mudah dalam mempelajari ilmu agama. Ia mempelajari suatu permasalahan ia dapat mengeluarkan ayat-ayat yang menjadi dalil terhadap masalah tersebut langsung dari hafalannya. Yang kemudian ia perjelas lagi dengan penjelasan para ulama mengenai ayat tersebut. Ibnu ‘Abdl Barr mengatakan:
طلب العلم درجات ورتب لا ينبغي تعديها، ومن تعداها جملة فقد تعدى سبيل السلف رحمهم الله، فأول العلم حفظ كتاب الله عز وجل وتفهمه
“Menuntut ilmu itu ada tahapan dan tingkatan yang harus dilalui, barangsiapa yang melaluinya maka ia telah menempuh jalan salaf rahimahumullah. Dan ilmu yang paling pertama adalah menghafal kitabullah ‘azza wa jalla dan memahaminya” (dinukil dariLimaadza Nahfadzul Qur’an, Syaikh Shalih Al Munajjid).
4. Modal utama dalam berdakwah
Kata para ulama, hidayah ada 2 macam: hidayah taufiq yang ada di tangan Allah danhidayah al irsyad wal bayan yaitu dakwah yang menjadi tugas para Nabi dan Rasul dan juga kita. Dan Al Qur’an adalah sumber dari hidayah ini, Allah Ta’ala berfirman:
(إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ) (الإسراء: من الآية9)
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan hidayah kepada (jalan) yang lebih lurus” (QS. Al Isra: 9)
5. Menjaga keotentikan Al Qur’an
Salah satu keistimewaan Al Qur’an adalah keotentikannya terjaga, tidak sebagaimana kitab-kitab samawi yang lain. Dan salah satu sebab terjaganya hal tersebut adalah banyak kaum Muslimin yang menghafalkan Al Qur’an di dalam dada-dada mereka. Sehingga tidak mudah bagi para penyeru kesesatan dan musuh-musuh Islam untuk menyelipkan pemikiran mereka lewat Al Qur’an atau mengubahnya untuk menyesatkan umat Islam.
6. Tadabbur dan Tafakkur
Dengan menghafal Al Qur’an, seseorang bisa lebih mudah dan lebih sering ber-tadabburdan ber-tafakkur. Yaitu merenungkan isi Al Qur’an untuk mengoreksi keadaan dirinya apakah sudah sesuai dengannya ataukan belum dan juga memikirkan tanda-tanda kebesaran Allah. Allah Ta’ala berfirman
(أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا) (محمد:24)
“Maka apakah mereka tidak men-tadabburi Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24).
7. Mengobati
Al Qur’an adalah obat bagi penyakit hati dan penyakit jasmani. Allah Ta’ala berfirman
(وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ) (الإسراء: من الآية82)
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar” (QS. Al Isra: 82).

sumber: Diary Satya