Kehadiran
bulan suci Ramadhan menjadi sebuah hadiah yang indah bagi kita, karena padanya
kebaikan bernilai lebih serta berlipat ganda, dan terdapat padanya
amalan-amalan yang tidak terdapat pada bulan lainnya.
Saudaraku,
bulan Ramadhan yang hanya berlalu satu tahun sekali, merupakan jarak waktu yang
membawa kita pada suatu keadaan, di mana kita terkadang agak terlupakan dengan
amalan-amalan di tahun sebelumnya. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama
mengingatnya kembali.
1. Puasa
Amalan yang pertama dan paling utama di bulan Ramadhan
adalah melaksanakan puasa yang merupakan rukun Islam yang keempat. Semua kita
mengetahui tentang hal itu, tapi yang perlu kita ingat bahwa puasa setiap orang
dari kita berbeda nilai dan pahalanya di sisi Allah Ta’ala.
Oleh karena itu, mari kita berpuasa bukan sekedar untuk
melepaskan kewajiban, tapi kita melaksanakannya dengan penuh keimanan dan
mengharap balasan Allah. Kita merasa senang dengan puasa dan bukan merasa
terbebani. Kita melaksanakan kewajiban dan sunnah-sunnahnya serta meninggalkan
larangan dan hal-hal yang mengurangi nilainya, sehingga kita menjadi bagian
dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Amalan setiap anak Adam
dilipat gandakan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman :
‘Kecuali puasa, ia adalah untuk-Ku. Aku yang membalasnya (tanpa batasan tadi).
Ia (orang yang berpuasa-red) meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku“.
(HR. Muslim)
2. Shalat Malam (Tarawih)
Shalat malam adalah shalat sunnah yang sangat besar
pahalanya baik dikerjakan di bulan Ramadhan ataupun di luar bulan Ramadhan.
Namun shalat malam di bulan Ramadhan yang kita kenal dengan shalat Tarawih
memiliki keutamaan lebih daripada di selain bulan Ramadhan. Maka hendaklah kita berlomba-lomba
untuk melakukannya
Suasana Ramadhan dan balasan pahala yang besar memberikan
kepada kita semangat yang lebih untuk melaksanakannya. Dan semoga apa yang kita
lakukan di bulan Ramadhan menjadi latihan bagi kita untuk membiasakan diri
setelah Ramadhan berlalu.
Diantara pahala yang besar dari shalat Tarawih adalah
diampuni dosa yang telah lalu, -semoga kita menjadi bagian darinya-,
sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa
yang shalat malam di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala,
diampuni dosanya yang telah lalu“. (Muttafaqun ‘alaih)
3. Membaca dan Tadabbur Al Qur’an
Bulan
Ramadhan adalah bulan Al Qur’an. Pada bulan Ramadhan, Al Qur’an diturunkan.
Allah Ta’ala berfirman, “Bulan Ramadhan, bulan yang diturunkan di dalamnya Al
Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)” (QS. Al Baqarah : 185)
Pada bulan Ramadhan, Jibril ‘alahis salam menemui Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bersama membaca dan mengulangi bacaan Al
Qur’an. Di bulan Ramadhan, para Shahabat dan salafus shalih berlomba-lomba
mengkhatamkan Al Qur’an, baik dalam bacaan shalat ataupun bacaan di luar
shalat.
Al Qur’an
adalah kitab petunjuk. Dan agar kita bisa mengambil petunjuk darinya, maka kita
harus memahami arti dan maknanya. Membaca Al Qur’an adalah amalan yang luar
besar nilainya. Tapi mentaddaburi dan memahami maknanya, kemudian mengambil
petunjuk hidup darinya, itulah tujuan Al Qur’an diturunkan. Oleh karena itu,
mari kita jadikan bulan Ramadhan bulan membaca dan mentaddaburi Al Qur’an.
4. Sedekah
Amalan
ibadah bulan Ramadhan tidak hanya yang berhubungan langsung dengan Allah Ta’ala,
tapi juga terdapat amalan yang memberikan efek kebaikan langsung kepada orang
lain, salah satunya adalah sedekah. Memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan
telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana
dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu,
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling
dermawan. Dan kedermawaan beliau akan bertambah pada bulan Ramadhan ketika
bertemu dengan Jibril. Beliau bertemu dengan Jibril setiap malam Ramadhan untuk
mempelajari Al-Qur’an, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
lebih dermawan dari hembusan angin (yakni sangat mudah mengeluarkan
sedekah).” (HR. Bukhari)
Sedekah di
bulan Ramadhan bisa kita lakukan dengan mengeluarkan sedekah seperti biasanya,
dan kita akan mendapatkan nilai lebih jika sedekah itu dilakukan dengan memberi
makanan berbuka, karena kita mendapatkan pahala sedekah dan pahala memberi
makan orang berbuka puasa.
4. I’tikaf
I’tikaf
dilakukan dengan menetap di masjid selama waktu i’tikaf, baik itu siang ataupun
malam hari, dan tidak keluar dari masjid kecuali untuk memenuhi kebutuhan yang
darurat, seperti makan dan buang air.
Seorang yang beri’tikaf menyibukkan dirinya hanya dengan
ibadah, berdzikir, membaca Al Qur’an, memperbanyak shalat, dan amalan-amalan
ibadah yang lainnya. Ia meninggalkan pekerjaan yang melalaikan dan amalan yang
sia-sia sehingga waktu ia beri’tikaf benar-benar menjadi waktu yang ia
khususkan untuk mendekat dirinya kepada Allah Ta’ala. I’tikah merupakan
kebiasaan dan keteladan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan
Ramadhan, sebagaimana yang disebutkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf selama sepuluh hari setiap
bulan Ramadhan, dan beri’tikaf selama dua puluh hari pada tahun beliau wafat”.
(HR. Bukhari)
5. Menghidupkan Malam Lailatul Qadar
Dengan
kasih sayang dan rahmat-Nya, Allah Ta’ala menghadiakan kita satu malam yang
istimewa di bulan Ramadhan, malam yang barangsiapa menghidupkannya, akan
diampuni dosanya yang telah lalu (HR. Bukhari).
Bahkan
mendapat pahala yang berlipat ganda yang lebih baik dari amalan seribu bulan.
Pahala seperti ini hanya ada pada malam itu. Allah Ta’ala berfirman tentangnya
(yang artinya), “Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan” (QS. Al
Qadar : 3).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghidupkan malam
laitul qadar dan menganjurkan umatnya untuk menghidupkannya. Oleh karena itu,
mari kita berlomba-lomba untuk menghidupkan malam laitul qadar dengan
memperbanyak amalan-amalan ibadah padanya.
Malam itu adalah salah satu dari malam ganjil di sepuluh
malam terakhir bulan Ramadhan. Dan pada malam ke-27, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam memberikan isyarat kuat tentangnya, tanpa memastikannya
sebagai malam lailatul qadar.
6. Umrah di Bulan Ramadhan
Setiap hati
pasti rindu untuk datang ke Masjidil Haram untuk thawaf mengelilingi Ka’bah,
shalat di hadapannya bersama jutaan kaum muslimin lainnya. Ibadah umrah dapat
dilakukan sepanjang tahun. Namun umrah di bulan Ramadhan memiliki nilai pahala
yang lebih tinggi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Umrah di
bulan Ramadhan (pahalanya) menyerupai haji” (HR. Tirmidzi)
Semoga
Allah Ta’ala memudahkan jalan bagi kita untuk melaksanakan umrah di bulan
Ramadhan dan memberi taufik dan inayah-Nya kepada kita agar dapat menghidupkan
bulan Ramadhan dengan amal-amal kebaikan. Amiin.
Penulis : Ustadz Sanusin Muhammad, M.A (Alumni S2
Universitas Islam Madinah Jurusan Tarbiyah)