Totalitas Berkarya Bersama Dakwah

Majelis Taklim Al-Kahfi

Totalitas Berkarya Bersama Dakwah

Majelis Taklim Al-Kahfi

Totalitas Berkarya Bersama Dakwah

Majelis Taklim Al-Kahfi

Selasa, 25 November 2014

Asma` Binti Yazid Bin Sakan


Beliau adalah Asma` binti Yazid bin Sakan bin Rafi` bin Imri`il Qais bin Abdul Asyhal bin Haris al-Anshariyysh, al-Ausiyyah al-Asyhaliyah.
Beliau adalah seorang ahli hadis yang mulia, seorang mujahidah yang agung, memiliki kecerdasan, dien yang bagus dan ahli argumen, sehingga beliau menjuliki sebagai “juru bicara wanita”.
Diantara keistimewaan yang dimiliki oleh Asma` adalah kepekaan inderanya dan kejelian perasaannya serta kehalusan hatinya. Selebihnya dalam segala sifat sebagaimana yang dimiliki oleh wanita-wanita Islam yang lain yang telah lulus dari madrasah nubuwwah yakni tidak terlalu lunak (manja) dalam berbicara, tidak merasa hina, tidak mau dianiaya dan dihina, bahkan beliau adalah seorang wanita yang pemberani, tegar dan mujahidah. Beliau menjadi contoh yang baik dalam banyak medan peperangan.
Asma` mendatangi Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam pada tahun pertama hijrah dan beliau belum berbai`at kepadanya dengan bai`at Islam. Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam membai`at para wanita dengan ayat  yang tersebut dalam surat al-Mumtahanah. Yaitu firman Allah :
“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akn membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q,.s. al-Mumtahanah:12).
Bai`at dari Asma` binti Yazid adalah untuk jujur dan ikhlas, sebagaimana
yang disebutkan riwayatnya dalam kitab-kitab sirah bahwa Asma` mengenakan dua gelang emas yang besar, maka Nabi SAW bersabda :
“Tanggalkanlah kedua gelangmu wahai Asma`, tidakkah kamu takut jika Allah mengenakan gelang kepadamu dengan gelang dari api neraka?”
Maka segerahlah beliau tanpa ragu-ragu dan tanpa komentar untuk mengikuti perintah Rasululah shallallâhu 'alaihi wa sallam, maka beliau melepaskannya dan meletakkannya di depan Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam.
Setelah itu Asma` aktif untuk mendengar hadist Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang mulia dan beliau bertanya tentang persoalan-persoalan yang menjadikan ia faham dalam urusan dien. Beliau pulalah yang bertanya kepada Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam tentang tata cara thaharah bagi wanita yang selesai haidh. Beliau memiliki kepribadian yang kuat dan tidak malu menanyakan sesuatu yang haq. Oleh karena itulah Ibnu Abdil Barr berkata: “Beliau adalah seorang wanita yang cerdas dan bagus diennya”.
Beliau dipercaya oleh kaum muslimah sebagai wakil mereka untuk berbicara dengan Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam tentang persoalan –persoalan yang mereka hadapi. Pada suatu ketika Asma` mendatangi Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan bertanya : “Wahai Rasulullah , sesungguhnya saya adalah utusan bagi seluruh wanita muslmah di belakangku, seluruhnya mengatakan sebagaimana yang aku katakan dan seluruhnya berpendapat sesuai dengan pendapatku. Sesungguhnya Allah Ta`ala mengutusmu bagi seluruh laki-laki dan wanita, kemudian kami beriman kepadamu dan membai`atmu. Adapun kami para wanita terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami menjadi penyangga rumah tangga kaum lelaki, dan kami adalah tempat melampiaskan syahwat mereka, kamilah yang mengandung anak-anak mereka, akan tetapi kaum lelaki mendapat keutamaan melebihi kami dengan shalat jum`at, mengantar jenazah dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad kamilah yang menjaga harta mereka, yang mendidik anak-anak mereka, maka apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka?
Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam menoleh kepada para sahabat dan bersabda : “Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang dien yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?”.
Para sahabat menjawab, “Benar, kami belum pernah mendengarnya ya Rasulullah!”
Kemudian Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Kembalilah wahai Asma` dan beritahukanlah kepada para wanita yang berada di belakangmu bahwa perlakuan baik salah seorang diantara mereka kepada suaminya, dan meminta keridhaan suaminya, mengikuti (patuh terhadap) apa yang ia disetujuinya, itu semua setimpal dengan seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum lelaki”.
Maka kembalilah Asma` sambil bertahlil dan bertakbir merasa gembira dengan apa disabdakan Rasuslullah shallallâhu 'alaihi wa sallam.
Dalam dada Asma` terbetik keinginan yang kuat untuk ikut andil dalam berjihad, hanya saja kondisi  ketika itu tidak memungkinkan untuk merealisasikannya. Akan tetapi setelah tahun 13 Hijriyah setelah wafatnya Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam hingga perang Yarmuk beliau menyertainya dengan gagah berani.
Pada perang Yarmuk ini, para wanita muslimah banyak yang ikut andil dengan bagian yang banyak untuk berjihad sebagaimana yang disebutkan oleh al-Hafizh Ibnu Katsir dalam al-Bidâyah wa an-Nihâyah, beliau membicarakan tentang perjuangan mujahidin mukminin. Beliau berkata: “Mereka berperang dengan perang besar-besaran hingga para wanita turut berperang di belakang mereka dengan gagah berani”.
Dalam bagian lain beliau berkata: “Para wanita menghadang mujahidin yang lari dari berkecamuknya perang dan memukul mereka dengan kayu  dan melempari mereka dengan batu. Adapun Khaulah binti Tsa`labah berkata:
Wahai kalian yang lari dari wanita yang bertakwa
Tidak akan kalian lihat tawanan
Tidak pula perlindungan
Tidak juga keridhaan
Beliau juga berkata dalam bagian lain: “Pada hari itu kaum muslimah berperang dan berhasil membunuh banyak tentara Romawi, akan tetapi mereka memukul kaum muslimin yang lari dari kancah peperangan hingga mereka kembali untuk berperang”.
Dalam perang yang besar ini, Asma binti Yazid menyertai kaum muslumin bersama wanita mukminat yang lain berada di belakang para Mujahidin mencurahkan segala kemampuan dengan membantu mempersiapkan senjata, memberikan minum bagi para mujahidin dan mengobati yang terluka diantara mereka serta memompa semangat juang kaum muslimin.
Akan tetapi manakala berkecamuknya perang, manakala suasana panas membara dan mata menjadi merah, ketika itu Asma` lupa bahwa dirinya adalah seorang wanita. Beliau hanya ingat bahwa dirinya adalah muslimah, mukminah dan mampu berjihad dengan mencurahkan dengan segenap kemampuan dan kesungguhannya. Hanya beliau tidak mendapatkan apa-apa yang di depannya melainkan sebatang tiang kemah, maka beliau membawanya dan berbaur dengan barisan kaum muslimin. Beliau memukul musuh-musuh Allah ke kanan ke kiri hingga dapat membunuh sembilan orang tentara Romawi, sebagaimana yang dikisahkan oleh Imam Ibnu Hajar tentang beliau: “Dialah Asma` binti  Yazid bin Sakan yang menyertai perang Yarmuk, ketika itu beliau membunuh sembilan tentara Romawi dengan tiang kemah, kemudian beliau masih hidup selama beberapa tahun setelah peperangan tersebut.
Asma` keluar dari peperangan dengan membawa luka di punggungnya dan Allah menghendaki beliau masih hidup setelah itu selama 17 tahun karena beliau wafat pada akhir tahun 30 Hijriyah setelah menyuguhkan kebaikan kepada umat.
Semoga Allah merahmati Asma` binti Yazid bin Sakan dan memuliakan dengan hadis yang telah beliau riwayatkan bagi kita, dan dengan pengorbanan yang telah beliau usahakn, dan telah beramal dengan sesuatu yang dapat dijadikan pelajaran bagi yang lain dalam mencurahkan segala kemampuan dan susah demi memperjuangkan al-Haq dan mengibarkan bendera hingga dien ini hanya bagi Allah.
(Diambil dari buku Mengenal Shahabiah Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam dengan sedikit perubahan, penerbit Pustaka AT-TIBYAN, Hal. 172-176)


Senin, 24 November 2014

Al Barra' bin Malik radhiallahu 'anhu


"ALLAH DAN SURGA...!"
 
Dia adalah salah Seorang di antara dua hersaudara yang hidup mengabdikan diri kepada Allah, dan telah mengikat janji dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasalam yang tumbuh dan berkembang bersama masa.

Yang pertama bernama Anas bin Malik khadam Rasulullah shallallahu alaihi wasalam Ibunya yang bernama Ummu Sulaim membawanya kepada Rasul, sedang umurnya pada waktu itu baru sepuluh tahun, seraya katanya: "Ya Rasulallah ... ! Ini Anas, pelayan anda yang akan melayani anda, doa'akanlah ia kepada Allah!"

Rasulullah mencium anak itu antara kedua matanya lalu mendo'akannya, do'a mana tetap membimbing usianya yang panjang ke arah kebaikan dan keberkahan... . Rasul telah mendo'akannya dengan kata-kata berikut: --'·Ya Allah banyakkanlah harta dan anaknya, berkatilah ia dan masukkanlah ia ke surga….!"

Ia hidup, sampai usia 99 tahun dan diberi-Nya anak dan cucu yang banyak begitu pula Allah memberinya rizqi, berupa kebun yang luas dan subur, yang dapat menghalalkan  panen buah-buahan dua kali dalam setahun….!

Yang kedua dari dua bersaudara itu ialah Barra' bin Malik…..Ia termasuk golongan terkemuka dan terhormat, menjalani kehidupannya dengan bersemboyan Allah dan surga ... ': Dan barang siapa melihatnya ia sedang berperang mempertahankan Agama Allah, niscaya akan melihat hal ajaib di balik ajaib... !

Ketika ia berhadapan pedang dengan orang-orang musyrik, Barra' bukanlah orang yang hanya mencari kemenangan, sekalipun kemenangan termasuk tujuan ...,tetapi tujuan akhirnya ialah mencari syahid....Seluruh cita-citanya mati syahid, menemui ajalnya di salah suatu gelanggang pertempuran dalam mempertahankan haq dan melenyapkan bathil.....

Dia tak pernah ketinggalan dalam setiap peperangan baik bersama Rasul ataupun tidak .... Pada suatu hari teman-temannya datang mengunjunginya, ia sedang sakit, dibawanya air muka mereka lalu katanya: - "Mungkin kalian takut aku mari di atas tempat tidurku. Tidak, demi Allah, Tuhan tidak akan menghalangiku mati syahid ... !"

Allah benar-benar telah meluluskan harapannya, ia tidak mati di atas tempat tidurnya, tetapi ia gugur menemui syahid dalam salah satu pertempuran yang terdahsyat……!

Kepahlawanan Barra' di medan perang Yamamah wajar dan cocok dengan watak serta tabiatnya. Wajar untuk seorang pahlawan yang sampai-sampai Umar mewasiatkan agar ia jangan jadi komandan pasukan, disebabkan keberaniannya yang luar biasa, keperwiraan dan ketetapan hatinya menghadang maut...Semua sifatnya itu akan menyebabkan kepemimpinannya dalam pasukan membahayakan anak buahnya dan dapat membawa kebinasaan... !

Barra' berdiri di medan perang Yamamah, ketika balatentara Islam yang berada di bawah komando Khalid, bersiap-siap untuk menyerbu. Ia berdiri dan merasakan detik-detik itu, yakni saat sebelum panglimanya memerintahkan maju, amat lama sekali, bertahun-tahun layaknya ... . Kedua matanya yang tajam bergerak-gerak dengan cepatnya menyelusuri seluruh medan tempur, seolah-olah sedang mencari-cari tempat bersemayam yang sebaik-baiknya untuk seorang pahlawan .. . . Memang tak ada yang menyibukkannya di antara segala urusan dunia, kecuali tujuan Yang satu ini!

Dimulai dengan berjatuhannya korban di pihak kaum musyrikin penyeru kedhaliman dan kebathilan akibat ketajaman dan tebasan pedangnya al-Barra' yang ampuh .... Kemudian di akhir pertempuran, suatu pukulan pedang mengenai tubuhnya dari tangan seorang musyrik,  menyebabkan tubuh kasarnya jatuh ke tanah, sementara tubuh halusnya menempuh jalannya membubung ke tingkat yang tertinggi ke mahligai para syuhada tempat kembalinya orang-orang yang beroleh berkah... !

Itulah khayalannya ketika ia menunggu kamando.
Khalid mengumandangkan takbir "Allahu Akbar", maka majulah seluruh barisan yang bersatu-padu menuju sasarannya, dan maju pula peng'asyik maut Barra' bin Malik.: ..

Ia terus mengejar anak buah dan pengikut si pembohong Musailamah dengan pedangnya, hingga mereka berjatuhan laksana daun kering di musim,rontok.... Tentara Musailamah bukanlah tentara yang lemah dan sedikit jumlahnya... bahkan ia adalah tentara murtad yang paling berbahaya....

Baik bilangan maupun perlawanan rerta perjuangan mati-matian  prajuritnya,   merupakan   bahaya  di  atas  semua bahaya.... !

Mereka menjawab serangan Kaum Muslimin dengan perlawanan yang mencapai puncak kekerasannya sehingga hampir-hampir mereka mengambil alih kendali pertempuran dan merubah perlawanan mereka menjadi serangan balasan ....Waktu itulah kegelisahan terssa merembes ke dalam barisan Kaum Muslimin. Melihat situasi ini, para komandan dan pimpinan pasukan sambil terus bertempur berdiri di atas pelana, berseru dengan kalimat-kalimat yang membangkitkan semangat dan meneguhkan hati.

Barra' bin Malik mempunyai suara indah dan keras.... Ia dipanggil oleh panglima Khalid, dimintanya untuk buka suara…….Maka Barra pun menyerukan kata-kata yang penuh gemblengan semangat dan kepahlawanan, beralasan dan kuat....Wahai penduduk Madinah ... ! Tak ada Madinah bagi kalian sekarang. Yang ada hanya Allah dan surga... !"
Ucapan itu menunjukkan jiwa pembicaranya, dan menjelaskan watak akhlaqnya. Benarlah ... yang tinggal hanyalah Allah dan surga! Karena di dalam suasana dan tempat seperti ini, tidaklah wajar ada fikiran-fikiran kepada yang lain walau kota Madinah, ibu kota Negara Islam, tempat rumah tangga, isteri  dan  anak-anak  mereka!  Sekarang  tidak patut  mereka berfikir ke sana! Sebab bila mereka sampai dikalahkan, maka tak ada artinya kota Madinah lagi... !
Kata-kata Barra' ini meresap laksana ...laksana apakah?
Setiap tamsil apapun tidaklah tepat, karena tidak sepadan dengan hasil  yang  ditimbulkannya.  Maka baiklah kita katakan saja, kata-kata Barra' ini telah meresap dan itu sudah cukup ... ! Dan dalam waktu yang tidak lama, suasana pertempuran pun kembali kepada keadaannya semula ....
Kaum Muslimin beroleh kemajuan sebagai pendahuluan bagi suatu kemenangan yang gemilang. Dan orang-orang musyrikin tersungkur ke jurang kekalahan yang amat pahit .... Pada saat itu  Barra' bersama kawan-kawannya berjalan dengan bendera Muhammad shallallahu alaihi wasalam  hendak mencapai tujuan yang utama ….
Orang-orang musyrik mundur dan melarikan diri ke belakang. Mereka berkumpul dan berlindung di suatu perkebunan besar yang mereka ambil sebagai benteng pertahanan.
Pertempuran menjadi reda, dan semangat Muslimin agak surut.  Jika  begini  naga-naganya,  dengan siasat yang dipakai anak buah serta tentara Musailamah bertahan di perkebunan itu, mungkin suasana peperangan  akan berbalik dan berubah arah lagi.
Maka di saat yang genting itu, Barra' naik ke suatu tempat yang ketinggian, lalu berseru: 'Wahai Kaum Muslimin, bawalah aku dan lemparkan ke tengah-tengah mereka ke dalam kebun itu...!"
Bukankah sudah kukatakan kepada anda sekalian, bahwa ia tidak mencari menang tetapi mencari syahid ... ? Ia benar-benar telah membayangkan bahwa langkah ini adalah penutup yang terbaik bagi kehidupannya, dan bentuk yang terindah untuk kematiannya...! Sewaktu ia dilemparkan ke dalam kebun itu nanti, maka ia segera membukakan pintu bagi Kaum Muslimin, dan bersamaan itu pedang-pedang orang musyrikin akan melukai dan meogoyak-ngoyak tubuhnya, tetapi di waktu itu pula pintu-pintu surga akan terbuka lebar memperlihatkan kemewahan dan keni'matannya untuk menyambut mempelai baru dan mulia……!
Barra' rupanya tidak menunggu ia digotong dan dilemparkan, malah ia sendiri yang memanjat dinding dan melemparkan dirinya ke dalam kebun dan langsung membuka pintu yang terus diserbu oleh tentara Islam ....Akan tetapi mimpi Barra' belum lagi terlaksana, tak ada rupanya pedang-pedang musyrikin yang sampai mencabut nyawanya, hingga tidak pula ia menemukan kematian yang selama ini didambakan……Benarlah apa yang dikatakan oleh Abu Bakar radhiallahu anhu :
"Songsong dan carilah kematian, pasti akan mendapatkan kehidupan... !"
Memang tubuh pahlawan itu mendapat lebih dari delapan puluh tusukan dari pedang-pedang musyrikin menyebabkannya menderita luka lebih dari delapan puluh lubang, sehingga sebulan sesudah perang berlalu masih juga dideritanya, dan Khalid sendiri ikut merawatnya di waktu itu. Tetapi semua yang menimpa dirinya ini belum lagi dapat mengantarkannya kepada apa yang dicita-citakannya …….
Namun yang demikian itu tidak menyebabkan Barra' berputus asa…….
Kafir dan musyrik masih menyerang ....
Melintang menghalangi Agama Allah berkembang
Seruan jihad tetap berkumandang……
Jalan ke surga masih terbentang…
Dahulu Rasulullah meramalkan bahwa permintaan dan do'anya akan dikabulkan Allah. Tinggal baginya tetap berdo'a ... memohon dikaruniai mati syahid, dan ia tak perlu buru-buru, karena setiap ajal sudah ada ketentuannya.
Sekarang Barra' telah sembuh dari luka-luka perang Yamamah .... Dan kini ia maju lagi bersama pasukan tentara islam yang pergi hendak menghalau semua kekuatan kedhaliman ke jurang kehancurannya, yakni nun di sana...di mana masih berdiri dua kerajaan raksasa dan aniaya, yaitu Romawi dan Persi, yang dengan tentaranya yang ganas menduduki negeri-negeri Allah, memperbudak hamba-hambaNya dan mengintip kelengahan ummat Islam....
Barra' memukulkan pedangnya dan di setiap tempat bekas pukulan itu berdiri dinding yang kukuh dalam membina alam baru yang akan tumbuh di bawah bendera islam dengan cepat tak ubahnya bagai timbulnya mata hari menjelang siang....
Dalam salah satu peperangan di Irak, orang-orang Persi mempergunakan setiap cara yang rendah dan biadab yang dapat mereka lakukan sebagai perlindungan. Mereka menggunakan penggaet-penggaet yang diikatkan ke ujung rantai yang dipanaskan dengan api, mereka lempar dari dalam benteng mereka, hingga dapat menyambar Kaum Muslimin dan menggaetnya secara tiba-tiba sedang korban tidak dapat melepaskan dirinya.
Adapun Barra' dan abangnya Anas bin Malik mendapat tugas bersama sekelompok Muslimin untuk merebut salah satu benteng-benteng itu. Tetapi tiba-tiba salah satu penggaet ini jatuh dan menyangkut ke tubuh Anas, sedang ia tidak sanggup memegang rantai untuk melepaskan dirinya, karena masih panas dan bernyala .... Barra' menyaksikan peristiwa yang seram ini .... Dengan cepat ia menuju saudaranya yang sedang ditarik ke atas alat penggaet dengan talinya yang panas menuju lantai dinding benteng ....Dengan keberanian yang luar biasa dipegangnya rantai itu dengan kedua tangannya, lalu direnggut dan disentakkannya sekuat-kuatnya, hingga akhirnya ia dapat melepaskan diri dari rantai itu, dan selamatlah Anas dari bahaya.
Bersama orang-orang sekelilingnya dilihatnya kedua telapak itu tidak ada lagi di tempatnya ... ! Dagingnya rupa-rupanya telah meleleh karena terbakar dan yang tinggal hanyalah kerangkanya yang memerah coklat dan terbakai hangus... !
Sang pahlawan kembali menghabiskan waktu yang cukup lama pula untuk memulihkan luka bakarya sampai sembuh betul... !
Apakah belum juga datang masanya bagi si pencinta maut itu untuk mencapai maksudnya? Sudah, sekarang sudah datang masanya ... ! Inilah dia pertempuran Tutsur akan datang, dan di sinilah balatentara Islam akan berhadapan dengan balatentara Persi, dan di sinilah pula Barra' dapat merayakan pestanya yang terbesar ....
Penduduk Ahwaz dan Persi telah berhimpun dalam suatu pasukan tentara yang amat besar hendak menyerang Kaum Muslimin .... Amirul Mu'minin Umar bin Khatthab menulis surat kepada Sa'ad bin Abi Waqqash di Kufah agar mengirimkan pasukan tentara ke Ahwaz ... dan menulis surat pula kepada Abu Musa al Asy'ari di Basrah agar mengirimkan juga pasukan ke Ahwaz, sambil berpesan dalam surat itu: "Angkatlah sebagai komandan pasukan Suhail bin 'Adi dan hendaklah ia dampingi oleh Barra' bin Malik... !"
Dan bertemulah pasukan yang datang dari Kufah dengan yang datang dari Basrah untuk menghadapi tentara Persi di suatu pertempuran yang seru dan seram. Di kalangan tentara Islam terdapat dua orang bersaudara utama yaitu Anas bin Malik dan Barra' bin Malik ....Pertempuran dimulai dengan perang tanding satu ]awan satu; Barra' sendiri menjatuhkan sampai seratus penantang dari Persi .... Kemudian berkecamuklah perang yang baur di antara kedua pasukan dan dari kedua belah pihak berjatuhan korhan yang tak sedikit.
Sebagian shahabat mendekati Barra' sementara perang sedang berlangsung itu; mereka menghimbaunya sambil berkata:
"Masih ingatkah engkau, hai Barra' akan sabda Rasul tentang dirimu: Berapa banyak orang yang berambut kusut masai dan berdebu dan punya hanya dua pakaian lapuk hingga tidak diperhatikan orang sama sekali, padahal seandainya ia memohon kutukan kepada Allah bagi mereka, pastilah akan diluluskannya ... ! Dan di antara orang-orang itu ialah Barra' bin Malik... !
Wahai Barra' bersumpahlah kamu kepada Tuhanmu, agar Ia mengalahkan musuh dan menolong kita... !"
Make Barra' mengangkat kedua tangannya ke arah langit dengan berendah diri lalu berdo'a: -- "Ya Allah, kalahkan mereka….dan tolonglah kami atas mereka ...,dan pertemukanlah daku hari ini dengan Nabi-Mu . !"
Dilayangkannya pandangannya yang lama kepada saudaranya Anas yang berperang berdampingan dengannya, seakan-akan hendak mengucapkan selamat tinggal ....Dan menyerbulah Kaum Muslimin dengan keheranian yang tak takut mati, suatu keberanian yang tak dikenal dunia kecuali dari mereka....Dan mereka pun beroleh kemenangan, suatu kemenangan yang nyata…!
Di tengah-tengah para syuhada yang jadi qurban pertempuran,  terdapatlah  Barra'  dengan  wajahnya  menampilkan senyuman, senyum manis saperti cahaya fajar. Tangan kanannya sedang menggenggam segumpal tanah berlumuran darah, yaitu darahnya yang suci .... Dan pedangnya masih tergeletak di sampingnya .... kuat tak terpatahkan, rata tanpa goresan ....
Musafir:itu  telah sampai ke kampungnya.... Bersama-sama temannya yang syahid ia telah mencapai perjalanan hidup yang agung lagi mulia, dan mereka menerima panggilan dari Ilahi :
"Itulah surga yang Kami wariskan untuk kalian, sebagai balasan atas amal perbuatan kalian... !" (Q.S. Al-Araf: 43)