Totalitas Berkarya Bersama Dakwah

Majelis Taklim Al-Kahfi

Totalitas Berkarya Bersama Dakwah

Majelis Taklim Al-Kahfi

Totalitas Berkarya Bersama Dakwah

Majelis Taklim Al-Kahfi

Jumat, 14 Maret 2014

Sedikit mengupas tentang syi'ah....

Kalau kita lihat nama Syiah, dari segi bahasa arab ia bermaksud penyokong serta teman atau pengikut. Tapi yang lebih penting adalah dari segi istilahnya; ia merujuk kepada kumpulan manusia atau fahaman yang mengangkat Saidina Ali bin Abi Talib radhiyallahu ‘anh melebihi para Sahabat yang lain, khususnya di dalam masalah khalifah, di mana mereka mengatakan bahawa Saidina Ali yang paling layak menjawat jawatan khalifah sesudah kewafatan junjungan besar kita Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam.
Mereka menolak ketiga-tiga khalifah yang datang sebelum Sayyidina Ali, karena Sayyidina Ali adalah khalifah keempat selepas Abu Bakar, Omar Al-Khattab, dan Othman bin Affan. Mereka menolak ketiga-tiga khalifah ini dengan menganggap mereka telah memikul jawatan khalifah itu secara tidak sah, bahkan secara zalim.
Ini defenisi orang Syiah. Mereka mengangkat Ali, bahkan menganggap hanya keturunan Ali saja yang layak untuk memegang jawatan Khalifah.
Ringkasnya, Syiah memperkatakan sesuatu yang tidak layak serta merendahkan kedudukan khulafa al-Rasyidin, para sahabat dan sebagian isteri-isteri Nabi SAW. Inilah perkara pokok yang membedakan golongan Syiah daripada golongan-golongan Islam yang lain terutamanya Ahli Sunnah Wal Jamaah.

Ulama terkenal, Syeikh Sa’id Hawwa dalam sebuah risalahnya berkaitan Syiah menerangkan beberapa penyelewengan mereka.
Perkara-perkara tersebut adalah seperti berikut :
Pertama : Syiah percaya bahwa para imam mereka adalah maksum sehingga bebas daripada dosa atau tidak berdosa. Menurut Syiah lagi, para Imam Syiah bebas daripada kesalahan, ghaflah (lalai) dan lupa sama ada dengan sengaja atau tidak sengaja serta kedudukan imam itu mengatasi kedudukan kenabian.

Perkara ini menurut ulama Syiah adalah ijmak atau kesepakatan golongan terdahulu dan terkemudian Syiah. Oleh karena itu para imam Syiah mempunyai kuasa mutlak dan hak serta pemilihan dalam menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.

Kedua : Syiah percaya bahawa al-Quran yang wujud di tangan kaum muslimin pada hari ini telah mengalami perubahan. Perkara ini diakui oleh ulama mereka seperti al-Kulaini dan Muhammad Baqir al-Majlisi dalam karangan mereka. Syiah mendakwa mereka memiliki al-Quran yang disebut sebagai “Mashaf Fatimah” dan tiga kali lebih banyak daripada al-Quran yang kita miliki.

Lihatlah bagaimana orang Syiah menganggap bahwa Al Quran yang ada di tengah-tengah kita belum sempurna. Mereka menyatakan bahawa hanya Ali bin Abi Talib yang boleh mengumpulkan Al Quran.

Secara langsung orang Syiah telah membantah firman Allah SWT :

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Maksudnya : “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-redai Islam itu jadi agama bagimu.” (Surah Al Maidah ayat 3).

Ayat ini menunjukkan bahawa Islam telah sempurna, begitu pula Al Quran.
Ketiga : Syiah tidak mengiktiraf hadis-hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh kebanyakan para sahabat seperti Abu Hurairah r.a, Samrah bin Jundub r.a, Amr bin al-Ass r.a. dan sebagainya. Syiah juga menolak hadis-hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin Saidatina Aisyah r.ha.
NA'UZUBILLAH ...

Kamis, 13 Maret 2014

ORANG YANG TERAKHIR MASUK SURGA

          Dari Abdullah bin Mas'ud radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya yang terakhir kali masuk surga adalah seseorang yang berjalan di atas shirath, sesekali terpeleset, berjalan dan sesekali api menghanguskannya. Ketika telah melewati shirath, ia menoleh kepadanya seraya berkata; Maha Suci Yang telah menyelamatkanku darinya, sungguh Allah telah memberiku apa yang belum pernah diberikan kepada seorang pun dari awal sampai akhir." 

           Beliau melanjutkan: "Lalu sebuah pohon diangkat untuknya, ia pun melihatnya seraya berkata; Wahai Rabbku, dekatkanlah pohon ini hingga aku dapat bernaung di bawah naungannya dan meminum airnya. Maka Dia berfirman: Wahai hambaKu, semoga selalu kepadaKu, jika Aku dekatkan pohon itu kepadamu, maka kamu akan meminta yang lain kepadaKu. Ia pun berkata; Tidak wahai Rabbku. Dan ia membuat perjanjian kepada Allah untuk tidak meminta yang lainnya kepadaNya sedangkan Rabb adalah Maha Perkasa lagi Maha Tinggi, Dia mengetahui bahwa ia akan meminta kepadaNya karena ia melihat sesuatu yang membuat ia tidak bersabar atasnya. Maka pohon itu didekatkan kepadanya kemudian diangkat pohon yang lebih indah dari pohon itu untuknya. Ia pun berkata; Wahai Rabbku, dekatkanlah pohon itu kepadaku hingga aku dapat bernaung di bawah naungannya dan meminum airnya. Maka Dia berfirman: Wahai hambaKu bukankah kamu telah membuat perjanjian kepadaKu bahwa kamu tidak akan meminta yang lainnya kepadaKu. Ia berkata lagi; Wahai Rabbku, yang ini aku tidak akan meminta yang lainnya kepadaMu, dan ia pun membuat perjanjian kepadaNya, sedangkan Allah mengetahui bahwa ia akan meminta yang lainnya kepadaNya. Maka pohon itu pun didekatkan kepadanya, lalu diangkatlah sebuah pohon di dekat pintu surga yang lebih indah dari pohon itu untuknya. Ia pun berkata; Wahai Rabbku, dekatkanlah pohon ini hingga aku dapat bernaung di bawah naungannya dan meminum airnya. Maka Dia berfirman: Wahai hambaKu, bukankah kamu telah membuat perjanjian kepadaku untuk tidak meminta yang lainnya kepadaKu? Ia pun berkata; Wahai Rabbku, pohon ini saja, aku tidak akan meminta yang lainnya kepadaMu, dan ia membuat perjanjian kepadaNya sedangkan Rabb mengetahui bahwa ia akan meminta yang lainnya kepadaNya karena ia melihat sesuatu yang membuat ia tidak bersabar atasnya. Maka pohon itu didekatkan kepadanya lalu ia mendengar suara penghuni surga, ia pun berkata; Wahai Rabbku, surga surga. Maka Dia berfirman: Wahai hambaKu, bukankah kamu telah membuat perjanjian kepadaKu bahwa kamu tidak akan meminta yang lainnya kepadaKu? Ia pun berkata; Wahai Rabbku, masukkan aku ke surga." Beliau bersabda: "Maka Allah Azza wa Jalla berfirman: Apalagi yang harus aku singkirkan darimu sehingga tidak memintaKu lagi, wahai hambaKu? Apakah kamu merasa puas jika Aku memberimu surga dunia dan yang sepertinya sekaligus? Ia bertanya; Apakah Engkau mengejekku sedangkan Engkau adalah Pemilik Kemuliaan?" Perawi berkata; Maka Abdullah tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya kemudian berkata; Tidakkah kalian bertanya kepadaku mengapa aku tertawa? Mereka bertanya kepadanya; Mengapa kamu tertawa? Ia menjawab; Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami: "Tidakkah kalian bertanya kepadaku mengapa aku tertawa? Mereka bertanya; Mengapa engkau tertawa wahai Rasulullah? Beliau menjawab: "Karena Rabb tertawa ketika orang itu bertanya, apakah Engkau mengejekku sedangkan Engkau adalah Pemilik Kemuliaan." (HR. Ahmad)


Rabu, 12 Maret 2014

-KETIKA ISLAM TINGGAL NAMA-



            Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda : Akan datang suatu zaman pada manusia, Ketika itu tidak tinggal Islam kecuali namanya saja :

- Dan tidak tinggal Al Qur’an kecuali tulisannya saja,
- Masjid-masjid dibangun megah, namun kosong dari petunjuk,
- Dan ulama mereka adalah makhluk yang terjelek yang berada di kolong langit, dari mulut-mulut mereka keluar fitnah dan (fitnah) itu akan kembali kepada mereka.”

(HR. Al Baihaqy).

Bukti nyata :

Apa yang Rasululah Sabdakan Terbukti Benar :

  1. Sekarang Islam Tinggal Namanya Saja, Mengaku Orang Islam Tapi Menolak Mengunakan Hukum Islam, Mengaku Muslimah Namun Menolak Memakai Hijab, Mengaku Islam Tapi Hobby makan Riba (bunga)
  2. Al Quran Jadi Bacaan Saja, Wahai Saudaraku Sesungguhnya Al Quran itu adalah ATURAN HIDUP yang Allah Turunkan Pada Manusia, Al Quran Bukan Bacaan saat kita ada Waktu Senggang, Al Quran Juga Bukan Kitab Pengusir Setan.
  3.  Masjid Masjid dibangun Megah Namun Kosong Hidayah. Padahal Zaman Rasul dan Sahabat Masjid adalah Bangunan yang sangat Penting Perannya, Tak Jarang Stategi Perang Di rundingkan DIsana, Semua Urusan Umat di Rapatkan Di sana. sekarang Masjid Hanya Menjadi Tempat Sholat Berjamaah Semata, Memakmurkan Masjid Dengan Kajian Kajian Islam Jarang Adanya. Masjid Sekarang Bahkan Tak Jarang yang Di Kunci (takut Kemalingan), Hanya saat Sholat 5 waktu saja Masjid itu hidup (digunakan) Jamaah Sholatnyapun Tidak Lebih dari 2 Baris Biasanya.
  4.  Ulama Su' (ulama Jahat) Kebinasaan bagi umatku (datang) dari ulama sû’. mereka menjadikan ilmu sebagai barang dagangan yang mereka jual kepada para penguasa masa mereka untuk mendapatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri. Allah tidak akan memberikan keuntungan dalam perniagaan mereka itu. (HR al-Hakim).

Astagfirullah... Semoga kita tetap Istiqamah berada dijalan yang Lurus dan mati dalam keadaan Khusnul Khotimah. Aamiin.

Minggu, 09 Maret 2014

TUNJUKKAN KAMI JALAN YANG LURUSS


“Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalannya) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah:6-7).
Jalan yang lur...us tersebut merupakan jalannya orang-orang yang telah diberikan nikmat kepada mereka, yaitu para Nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT :“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.” (QS. An-Nisaa:69-70).
Pada ayat di atas disebutkan bahwasanya ketaatan kepada Allah dan RasulNya merupakan syarat untuk bisa bersama dengan orang-orang yang telah dianugerahi nikmat kepada mereka. Namun yang menjadi persoalan, bahwa seseorang tidaklah mungkin melakukan ketaatan kepada Allah dan Rasulnya ketika dia tidak mengetahui syariat Allah SWT dengan baik. Dan seseorang tidak mungkin bisa berjalan diatas jalan kebenaran ketika dia tidak mengetahui mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah. Karena banyak diantara manusia yang menganggap dirinya berada diatas jalan kebenaran meskipun pada hakikatnya dia menempuh jalan-jalan kesesatan. Sehingga dia melakukan amalan yang banyak namun dibangun di atas kejahilan dan dia menyangka bahwa amalan tersebut akan mengantarkannya ke surga padahal pada kenyataannya bahwa amalan yang dia lakukan tersebut adalah amalan sia-sia yang tidak mendatangkan manfaat bagi dirinya. Maka menjadilah dia orang yang sangat rugi. Allah SWT berfirman: “Katakanlah: Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi amalannya? Mereka itu adalah orang-orang yang telah sia-sia amal perbuatannya dalam kehidupan dunia, namun mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi:103-104).
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang menginginkan keselamatan hidup di dunia dan akhirat, maka mau tidak mau kita harus memahami per-masalahan ini dengan baik. Tidak cukup bagi kita hanya memohon kepada Allah saja setiap saat supaya diberi petunjuk kepada jalan yang lurus sementara kita tidak berusaha untuk mengetahui jalan yang lurus tersebut.
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa jalan menuju kepada Allah hanya satu dan tidak bercabang, jalan itu lurus, jelas, terang, putih bersih, tidak ada bercak-bercak syirik, bid’ah, khurafat, hizbiyah, golongan dan lainnya. Siapa saja yang menempuh jalan yang satu ini maka dia akan mendapat jaminan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Namun barangsiapa yang tidak mengetahui perkara ini dengan baik maka sangat dikhawatirkan setan akan menggelincir-kan dirinya kepada jalan-jalan kesesatan yang sangat banyak.

Abdullah bin Mas’ud RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membuat garis dengan tangannya lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan Allah yang lurus’ kemudian beliau membuat beberapa garis di bagian kiri dan kanan garis tersebut, kemudian bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan kesesatan yang tidak ada satu pun dari jalan-jalan ini kecuali di dalamnya terdapat setan yang menyeru kepadanya’ kemudian beliau membaca firman Allah: “Dan sungguh, inilah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An’am:153).

Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda:“…Dan sesungguhnya agama ini (Islam) akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 golongan darinya berada di dalam neraka dan hanya satu golongan di dalam surga, yaitu Al-Jama’ah.” Dalam riwayat lain dijelaskan: “Semua golongan tersebut berada di dalam neraka kecuali satu golongan: yaitu siapa yang meniti di atas jalanku dan jalan para sahabatku.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani: 5219).
Semoga Allah menjadikan kita berada di atas jalan yang lurus, yang mengamal-kan Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.