Waktu bagaikan udara yang
selalu berhembus dan tak ada yang bisa menghentikannya walau sekejap mata.
Namun dengan kebodohanku, dan ketidaktahuanku telah ku biarkan waktu itu
berlalu dengan hal yang sia-sia. Hingga akhirnya, rasa yang selalu datang pada
akhir waktupun ku rasakan, yaitu rasa sesal di hati. Aku berusaha beranjaak
dari sesal itu dan tak ku biarkan rasa
itu berada terlalu lama. Kaki ini terus ku langkahkan hingga tanpa ku sadari
aku seperti menemukan diriku yang baru,
yang dulu tak pernah ku ketahui. Dan bahkan Aku yang tak pernah berfikir akan
menjadi aku yang sekarang. Perubahan-perubahan pun terus ku alami seiring
waktu. Dan aku menemukan semua perubahan itu di bangku kuliah dan lebih
tepatnya lagi ketika aku mengenal MT AL KAHFI.
Pada awalnya, tak ada hal yang membuatku
tertarik, namun karena ajakan dari seorang temanku akhirnya akupun ikut
mendaftar di organisasi itu. Dengan kebingunganku ku ikuti semua kegiatan yang
dilakukan di organisasi itu dengan seribu pertanyaan yang berada di otakku
seperti “ini organisasi apa?, apa yang harus kulakukan diorganisasi ini? dan
lain-lain. Ditambah lagi dengan penempatanku sebagi staff usari menambah
kebingunganku. Dan pada akhirnya waktu menjawab semua pertanyaanku.
Kini aku tahu apa yang harus ku lakukan.
Ternyata ada segudang hal yang dapat kupelajari dalam organisasi ini. Terus ku ikuti arus itu, berharap akan ada
lebih banyak hal yang akan ku pelajari. Hingga pada akhirnya aku diberikan
amanah yang cukup besar. Aku menjadi co usari menggantikan co sebelumnya.
Walaupun aku menjadi co disetengah kepengurusan dengan proker-proker yang
sebagian besarnya sudah terlaksana, namun masih banyak kendala yang ku alami.
Pada awalnya, aku bertanya pada diriku, kenapa amanah ini diberikan kepadaku?
Aku merasa amanah ini tidak cocok dan terlalu berat buatku.
Tapi ketika ku tahu urgensi amanah itu dan kepercayaan dari co, cokep
dan kakak-kakak yang lain bahwa aku
pasti bisa membuatku berani mencoba dan kujalani amanah itu. Amanah yang mulai
kupikul diakhir liburanku. Waktuku pun
mulai banyak tersita dibandingkan saat aku menjadi staff dan pukul 6.15 ke
kampus itu sudah menjadi hal biasa bagiku. Seperti biasa, jika tak ada masalah
dalam hidup maka itu berarti tak ada kehidupan, sama seperti amanahku. Seiring
waktu aku mulai merasakan masalah-masalah saat aku menjadi co seperti tak ada
staff saat syuro, sebagian proker terhenti dan lain-lain. Kebingunganpun
mendatangiku, dan pertanyaan lain muncul diotakku “apakah karena aku menjadi co
hingga akhirnya banyak staff yang hilang dan ada proker yang terhentikan?”
ataukah karena kurangnya informasi yang kuberikan kepada staff maupun yang
lainnya?”. Aku merasa tak ada yang membantuku, apalagi kakak-kakak dan mantan
co yang dulu yang terlalu sibuk dengan urusannya, hingga tak pernah kurasakan
lagi ukhuwah mereka.
Disinilah titik jenuh yang ku alami. Aku
merasa sendiri meskipun kami bersama.
Dan bahkan keinginan untuk menghindarpun terbesit di otakku, tapi karena ada
seorang teman yang berkata, “ukhty jangan mau menjadi orang tergantikan”.
Pernyataan simple yang membuat aku mulai mengingat bagaimana orang-orang yang
dulu digantikan dan disaring oleh waktu. Beranjak dari kebingunganku dan
akhirnya waktu menjawabnya lagi. Kini
aku mengerti dan memahami, kalau mereka mungkin mempunyai amanah lain yang
lebih besar dari amanahku, dan sesuai dengan pernyataan seorang ustadzah yang
mengatakan “ jika tidak ada orang yang dapat kamu contoh maka berusahalah
menjadi orang yang dicontoh”. Iya, hanya membutuhkan sedikit waktu hingga akhirnya
aku menjadi seperti ini. Hingga tanpa disadari, waktu kepengurusanku tinggal
menghitung hari saja. Lalu apa yang akan aku tinggalkan dikepengurusanku? Iya,
pertanyaan singkat diotakku. Namun ku biarkan pertanyaan itu berada diotakku
untuk menjadi penyemangat di akhir kepengurusanku, karena aku yakin, apapun
yang akan aku tinggalkan, itulah yang terbaik. Satu kata yang ingin kulakukan
yaitu totalitas. Totalitas hingga terbentuk kader yang berkualitas.
Sungguh kertertarikanku pada organisasi
ini semakin besar meski rasa itu muncul ketika aku sudah berada didalamnya. Aku
menemuhkan kehangatan, kebersamaan dan cinta dalam dekapan ukhuwahnya. Aku tak
mau berpaling dari sini. Aku tak mau menjadi orang yang tergantikan dan aku tak
mau menjadi orang yang disaring oleh waktu. Meski waktu dan teman-temanku
mencoba menarik ragaku untuk berpaling tapi jiwaku akan tetap kuusahakan
disini. Tetap bersama orang-orang yang selalu berada dijalan-Nya. Dan
kubiarkan waktu merentangkan sayapnya,
memilih orang-orang yang mempunyai keinginan untuk bertahan, namun tak akan
kubiarkan orang-orang yang berada disekitarku menjadi sala satunya.
Mudah-mudahan Allah tetap memberikan keistiqomahan itu padaku dan orang-orang
di organisasiku walau kami akan berpisah nantinya hingga akhir waktu.
AllahuAkbar.
Oleh: Ukhty Muliana