Komunikasi bagi sebagian besar orang
merupakan hal yang sepele kalau ditelisik sepintas, melakukan komunikasi seolah-olah
merupakan hal yang mudah dan ringan.Apa susahnya berbicara sedangkan semua orang
memiliki mulut dan pita suara? Namun, mari kita coba cermati cara berkomunikasi
kita dan orang-orang disekitar kita. Ternyata sebagian besar memiliki masalah dalam
berkomunikasi termasuk masalah keefektivitasan.
Di
samping itu tidak sedikit lawan bicara kita yang menerjemahkan hal-hal yang
kita maksud, kadang-kadang itulah yang membuat kita menjadi miscommunicated. Oleh karena itu, pantas
saja dalam berbagai institusi, kemampuan komunikasi adalah hal yang paling
penting dan diprioritaskan bagi semua elemen sehingga tidak terjadi kesalahpahaman
dalammenjalankan berbagaiaktivitas.
Lebih
spesifik kemampuan komunikasi juga harus dimiliki oleh mahasiswa, apalagi mahasiswa
yang nantinya akan menjadi panutan, pendidik seperti kita. Dengan melihat berbagai
dinamika yang terjadi di Kampus kita ini baik yang dari dalam maupun dari luar.
Tidak bisa dipungkiri kadang-kadang juga terjadi salah paham antar dosen dengan
mahasiswa, antar mahasiswa dengan mahasiswa. Dewasa ini juga telah terjadi degradasi
moral dalam hal menyampaikan pendapat, mengkomunikasikan sesuatu termasuk di
dunia pendidikan. Banyak dari kita yang salah persepsi tentang kebebasan berpendapat
sebagai bagian dari perwujudan Negara demokrasi. Banyak orang, lantaran memiliki
hak untuk bersuara, maka mereka sewenang-wenang menggunakan haknya bahkan ada
yang mengganggu kebebesan orang lain, merendahkan dan berbagai macam penyalahgunaan
hak-hak lainnya.
Komunikasi
yang dimaksud adalah percakapan atau penyampaian informasi yang melibatkan kecerdasan
yang dimiliki baik oleh pihak komunikator (penyampai pesan) maupun komunikan,
sehingga percakapan atau pertukaran informasi tersebut mencapai sasaran yang
diinginkan oleh kedua belah pihak. Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan emosi
yang mencakup etika, tata karma dan sopan santun dalam berkomunikasi. Sangat jarang
sekarang ini ada individu yang memiliki kedua-duanya. Padahal yakinlah bukan tingginya
suara, kebringasan dalam mengkomunikasikan sesuatu yang membuat lawan bicara segan
bahkan takut akan tetapi sopan santun, menyampaikannya dengan penuh etika itulah
yang akan menjadi kunci sukses dalam berkomunikasi dan penyampai pesannya akan disenangi
dan dihormati,
Besar
harapan penulis kepada diripribadi dan kepadakawan-kawan semuannya mari kita mulai
sekarang berusaha untuk mengasah kemampuan komunikasi kita yang dipadukan dengan
kecerdasan emosi (beretika, sopan, santun) dalam menyampaikan apapun, kepada siapapun.
Sudah saatnya kita berkontribusi membangun karakter bangsa yang bermoral dan pendidikan
yang berkarakter. Tidak ada salahnya, kalau kita mewujudkan pendidikan berkarakte
rmulai dari diri kita, salah-satunya dengan berkomunikasi yang baik dan santun.
Pembicara
yang sukses bukan karena diamampu mengalahkan lawannya dalam berdebat dengan suara lantang dan kebringasan,
tetapi adalah dia yang mampu menghargai lawanbicaranya siapapun itu dan berusaha
menyampaikan pendapatnya dengan santun.
Tidak
ada salahnnya penulis berbagi dalam saling mengingatkan antara satu sama lain
karena sudah sepatutnya kita menjadi calon pendidik dan calon panutan yang
santun dalam berkomunikasi karena itu bagian dari proses pembentukan moral
bangsa.
Andifardian
(Mahasiswa Pendididikan Bahasa Inggris ang.
’09)