1. Orang yang Beriman.
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman” (QS. Al Mu’minun : 1)
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik,
bahwa bagi mereka disediakan Surga-Surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam Surga-Surga itu, mereka
mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi
buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang
suci dan mereka kekal di dalamnya” (Al Baqarah) : 25)
Siapa yang tidak mau, jika beriman balasannya adalah surga? Setiap muslim itu
pasti menginginkan derajat yang lebih tinggi dan surga bagi kehidupannya kelak
di akhirat. Tapi satu pertanyaan untuk kita, apakah sudah kita beriman kepada Allah
dengan sebenar-benar iman yang kita punya? Iman di hati, mulut, dan perbuatan
kita?
2. Orang yang Khusyuk dalam Bersembahyang
“(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya” (QS. Al Mu’minun : 2)
Seorang muslim itu harus tahu apa sebenarnya esensi yang terkandung dalam
setiap gerakan shalat. Sering kita merasa lega setelah kita usai melaksanakan
aktivitas shalat. Tapi apakah kita pernah berpikir, sudah benarkah shalat kita?
Mungkin banyak dari kita yang ketika shalat masih memikirkan hal-hal lain yang
bersifat keduniawian. Lalu, khusyuk-kah shalat kita? Mari kita bersama-sama
meluruskan niat kita dalam melaksanakan shalat.
3. Orang yang Jauh dari Perkara yang Tiada Guna
“dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna” (QS. Al Mu’minun : 3)
Orang yang hidupnya selalu dipenuhi dengan aktivitas ukhrawi akan rindu sekali
dengan akhirat. Dia senantiasa melakukan hal-hal yang dapat memberikan manfaat
bagi dirinya maupun orang lain. Sudahkah kita menyadari aktivitas seperti apa
yang sudah kita jalani sebagai rutinitas kita sehari-hari? Apakah rutinitas
yang membawa keberkahan bagi kita atau justru mengandung kemudharatan bagi
hidup kita?
“Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini,
sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya” (Qs. Al Kahfi :
104).
Banyak dari kita menyangka bahwa kegiatan yang sudah kita lakukan setiap
harinya adalah baik, tapi belum tentu bagi Allah. Maka dari itu, sebelum kita
melakukan segala aktivitas, renungkanlah hal tersebut. Agar kita tidak termasuk
golongan orang-orang yang merugi.
4. Orang yang Menunaikan Zakat
“dan orang-orang yang menunaikan zakat” (QS. Al Mu’minun : 4)
Orang yang mampu dalam segi ekonomi kehidupannya, wajib membantu dan
menyisihkan sebagian hartanya bagi mereka yang kurang mampu. Salah satunya
adalah zakat. Zakat wajib hukumnya bagi orang-orang yang dilebihkan hartanya
oleh Allah.
“….Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya. (yaitu)
orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya
(kehidupan) akhirat” (QS. Fushshilat : 6-7)
Zakat itu kedudukannya adalah kedua setelah shalat. Banyak dari ayat Al-Qur’an
yang menyebutkan zakat setelah kata shalat. Bisa diartikan bahwa shalat dan
zakat itu saling mengisi satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.
5. Orang yang Menjaga Kemaluannya
“dan orang-orang yang menjaga kemaluannya” (QS. Al Mu’minun : 5)
Banyak wanita yang beralasan, karena faktor ekonomi-lah mereka akhirnya menjadi
wanita penghibur. Dan tak sedikit pula para lelaki yang karena alasan bosan
dengan sang istri akhirnya mencari wanita lain. Sungguh amat disayangkan
apabila mereka beralasan seperti itu. Seharusnya mereka sadar bahwa segala
sesuatunya itu datang dari Allah. Maka sepatutnya-lah mereka takut pada Allah
apabila melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan perintah-Nya.
6. Orang yang Penuhi Janjinya
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya”
(QS. Al Mu’minun : 8)
Janganlah pernah berjanji kalau dirasa kita tidak bisa memenuhi janji itu.
Ucapkanlah Insya Allah dengan penuh keyakinan bahwa segala sesuatunya itu
datangnya hanya dari Allah. Kalau Allah mengizinkan, maka kita akan bisa
memenuhi janji itu. Tapi jika Allah belum berkehendak, maka kita tidak bisa
berbuat apa-apa.
7. Orang yang Memelihara Sembahyang-nya
“dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya” (QS. Al Mu’minun : 9)
Shalat memang rukun Islam yang kedua, tapi kita juga harus tahu dasar-dasar apa
yang mengaharuskan kita shalat. Apakah hanya untuk menggugurkan kewajiban saja?
Jawabannya pasti tidak. Kita harus tanamkan dalam hati bahwa kita butuh shalat
sebagai salah satu cara kita berkomunikasi dengan Allah. Shalat adalah tiang
agama. Tanpa shalat, seseorang belum bisa dikatakan mukmin. Bukankah shalat
adalah amalan yang dihisab pertama kali di akhirat nanti? Dan bukankah shalat
juga yang membedakan antara orang mukmin dengan orang nasrani?
Di ayat selanjutnya, Allah swt menerangkan,
“Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi
syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya” (QS. Al Mu’minun : 10-11)
Semoga Allah menjadikan kita pribadi yang selalu mau terus belajar dan
memperbaiki diri. Dan semoga kita menjadi insan yang senantiasa istiqomah di
jalan-Nya agar kelak bisa meraih syurga Firdaus-Nya dan kekal di dalamnya.
Muudah-mudahan ketujuh tanda-tanda itu ada dalam diri kita masing-masing
sehingga kita menjadi golongan yang dirindu syurga. Amin
Sumber; Diary Satya