Sabtu, 01 November 2014

Tanda-Tanda Pewaris Surga (Inti sari Surat Al Mu’minun ayat 1-11)




1. Orang yang Beriman.



“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman” (QS. Al Mu’minun : 1)
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan Surga-Surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam Surga-Surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya” (Al Baqarah) : 25)
Siapa yang tidak mau, jika beriman balasannya adalah surga? Setiap muslim itu pasti menginginkan derajat yang lebih tinggi dan surga bagi kehidupannya kelak di akhirat. Tapi satu pertanyaan untuk kita, apakah sudah kita beriman kepada Allah dengan sebenar-benar iman yang kita punya? Iman di hati, mulut, dan perbuatan kita?


2. Orang yang Khusyuk dalam Bersembahyang



“(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya” (QS. Al Mu’minun : 2)
Seorang muslim itu harus tahu apa sebenarnya esensi yang terkandung dalam setiap gerakan shalat. Sering kita merasa lega setelah kita usai melaksanakan aktivitas shalat. Tapi apakah kita pernah berpikir, sudah benarkah shalat kita? Mungkin banyak dari kita yang ketika shalat masih memikirkan hal-hal lain yang bersifat keduniawian. Lalu, khusyuk-kah shalat kita? Mari kita bersama-sama meluruskan niat kita dalam melaksanakan shalat.


3. Orang yang Jauh dari Perkara yang Tiada Guna



“dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna” (QS. Al Mu’minun : 3)
Orang yang hidupnya selalu dipenuhi dengan aktivitas ukhrawi akan rindu sekali dengan akhirat. Dia senantiasa melakukan hal-hal yang dapat memberikan manfaat bagi dirinya maupun orang lain. Sudahkah kita menyadari aktivitas seperti apa yang sudah kita jalani sebagai rutinitas kita sehari-hari? Apakah rutinitas yang membawa keberkahan bagi kita atau justru mengandung kemudharatan bagi hidup kita?
“Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya” (Qs. Al Kahfi : 104).
Banyak dari kita menyangka bahwa kegiatan yang sudah kita lakukan setiap harinya adalah baik, tapi belum tentu bagi Allah. Maka dari itu, sebelum kita melakukan segala aktivitas, renungkanlah hal tersebut. Agar kita tidak termasuk golongan orang-orang yang merugi.




4. Orang yang Menunaikan Zakat



“dan orang-orang yang menunaikan zakat” (QS. Al Mu’minun : 4)
Orang yang mampu dalam segi ekonomi kehidupannya, wajib membantu dan menyisihkan sebagian hartanya bagi mereka yang kurang mampu. Salah satunya adalah zakat. Zakat wajib hukumnya bagi orang-orang yang dilebihkan hartanya oleh Allah.
“….Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya. (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat” (QS. Fushshilat : 6-7)
Zakat itu kedudukannya adalah kedua setelah shalat. Banyak dari ayat Al-Qur’an yang menyebutkan zakat setelah kata shalat. Bisa diartikan bahwa shalat dan zakat itu saling mengisi satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.


5. Orang yang Menjaga Kemaluannya

“dan orang-orang yang menjaga kemaluannya” (QS. Al Mu’minun : 5)
Banyak wanita yang beralasan, karena faktor ekonomi-lah mereka akhirnya menjadi wanita penghibur. Dan tak sedikit pula para lelaki yang karena alasan bosan dengan sang istri akhirnya mencari wanita lain. Sungguh amat disayangkan apabila mereka beralasan seperti itu. Seharusnya mereka sadar bahwa segala sesuatunya itu datang dari Allah. Maka sepatutnya-lah mereka takut pada Allah apabila melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan perintah-Nya.


6. Orang yang Penuhi Janjinya

“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya” (QS. Al Mu’minun : 8)
Janganlah pernah berjanji kalau dirasa kita tidak bisa memenuhi janji itu. Ucapkanlah Insya Allah dengan penuh keyakinan bahwa segala sesuatunya itu datangnya hanya dari Allah. Kalau Allah mengizinkan, maka kita akan bisa memenuhi janji itu. Tapi jika Allah belum berkehendak, maka kita tidak bisa berbuat apa-apa.


7. Orang yang Memelihara Sembahyang-nya

“dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya” (QS. Al Mu’minun : 9)
Shalat memang rukun Islam yang kedua, tapi kita juga harus tahu dasar-dasar apa yang mengaharuskan kita shalat. Apakah hanya untuk menggugurkan kewajiban saja? Jawabannya pasti tidak. Kita harus tanamkan dalam hati bahwa kita butuh shalat sebagai salah satu cara kita berkomunikasi dengan Allah. Shalat adalah tiang agama. Tanpa shalat, seseorang belum bisa dikatakan mukmin. Bukankah shalat adalah amalan yang dihisab pertama kali di akhirat nanti? Dan bukankah shalat juga yang membedakan antara orang mukmin dengan orang nasrani?


Di ayat selanjutnya, Allah swt menerangkan,
“Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya” (QS. Al Mu’minun : 10-11)
Semoga Allah menjadikan kita pribadi yang selalu mau terus belajar dan memperbaiki diri. Dan semoga kita menjadi insan yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya agar kelak bisa meraih syurga Firdaus-Nya dan kekal di dalamnya.
Muudah-mudahan ketujuh tanda-tanda itu ada dalam diri kita masing-masing sehingga kita menjadi golongan yang dirindu syurga. Amin


Sumber; Diary Satya